Nggak Pake Masker di Bus, Satu Orang Tulari Virus Corona ke 23 Penumpang di China, Yang Duduk Dekat Jendela Tidak Kena!

Kamis, 03 September 2020 | 10:24
Splash

Nggak Pake Masker di Bus, Satu Orang Tulari Virus Corona ke 23 Penumpang di China, Yang Duduk Dekat Jendela Tidak Kena!

HAI-Online.com -Sebuah hasil studi yang dirilis JAMA Internal Medicinepada Selasa (1/9/2020) lalu menunjukkan bagaimana seorang penumpang bus bisa menulari sepertiga penumpang lainnya.

Seperti dilansir Business Insider, 67 orang penumpang bus berangkat dari dan kembali ke Ningbo, China pada 19 Januari 2020 lalu.
Perjalanan mereka itu menempuh waktu 1 jam 40 menit.
Baca Juga: Penting Pede! Beredar Video Band Bawain Lagu Guns N'Roses, Vokalisnya Amazing
Nah, bersama-sama di satu tempat dalam perjalanan itu, satu orang diduga kuat sebagaicarrieratau virus dalam tubuhnya tengah dalam masa inkubasi. Tidak ada yang sakit di hari itu, jadi tak ada yang memakai masker.

Namun beberapa hari kemudian, total 24 orang dalam bus itu jatuh sakit.

Hasil studi kasus oleh JAMA Internal Medicine menekankan bahwa berada dalam ruangan dengan sirkulasi yang buruk, meski berjarak "aman" 6 kaki dari orang-orang, tidak menutup kemungkinan untuk terhindar dari virus corona, apalagi jika tidak memakai masker.

"Ini tentu mengkhawatirkan," kata Scott Weisenberg, direktur medis pengobatan perjalanan di NYU Langone, sekaligus seorang dokter penyakit menular, kepada Insider, setelah melihat penelitian tersebut.

"Dalam pengaturan yang benar, aturan enam kaki tidak melindungi Anda dari SARS-CoV-2 [virus corona baru]."

Baca Juga: Gara-gara Bikin Jokes Pokemon di TikTok, Tentara AS Kena Skors Sampe Fans Belain Nathan Freihofer

Tebrukti, dari satu orang tulari 23 lainnya. Apalagi diketahui penumpang bus yang menulari penumpang lain di hari itu belum menunjukkan gejala alias OTG.

Namun, orang tersebut baru saja makan malam pada dua hari sebelumnya dengan empat orang yang melakukan perjalanan dari provinsi Hubei, tempat virus menyebar dengan cepat di China.

Penyebarsuperspreaderitu kemudian mengembangkan gejala yang mengkhawatirkan hanya beberapa jam setelah ia kembali ke rumah dari naik bus.

Ia mengalami batuk, menggigil, dan sakit serta nyeri.

Disebutkan bahwa jam-jam kritis tepat sebelum seseorang mulai merasa sakit sering kali adalah saat orang paling mudah menulari virus corona.

Beberapa hari kemudian, individu tersebut (bersama dengan pasangan dan anak mereka) dinyatakan positif terkena virus corona.

Banyak rekan mereka di bus juga positif.

Mereka semua bepergian ke acara pemujaanoutdoordi kuil Buddha, di mana risiko penularan akan jauh lebih rendah di luar, dengan sirkulasi udara alami.

Para pelancong itu melakukan perjalanan bersama bus lain, dipenuhi dengan jumlah jamaah yang sama.

Tak satu pun dari 60 orang di bus kedua jatuh sakit.

Satu orang di tengah mencederai penumpang lainnya

Itu membuat percobaan yang hampir sempurna untuk menunjukkan bagaimana virus menyebar, kemungkinan dengan bantuan sistem resirkulasi udara bus, meniup virus orang yang terinfeksi ke orang lain selama total 100 menit.

Baca Juga: Yuk Kulik Banyak Ilmu dari Eduweek 2020, Semua Kelasnya Gratis, Langsung Catat Tanggalnya Deh Cuy

"Penularan melalui udara itu penting," ujar Renyi Zhang, seorang profesor ilmu atmosfer dan kimia di Texas A&M, yang mempelajari dampak aerosol pada kesehatan manusia, kepada Insider, setelah melihat sekilas penelitian tersebut.

"Social distancingsaja tidak cukup."

"Yang menarik adalah, dalam lingkungan berisiko sangat tinggi di mana semua orang ini terinfeksi, kita masih memiliki banyak orang yang tidak terinfeksi, yang mungkin berkaitan tentang risiko individu," kata Wisenberg.

"Tidak semua orang yang berada di area yang sama terinfeksi."

Sangat sedikit orang yang duduk di dekat jendela (berlabel hijau) pada hari yang cerah itu jatuh sakit.

Kesimpulannya, masker sangat penting digunakan baik oleh yang sakit atau yang tidak sebagai kendali adanya pencegahan penyebaran virus tersebut. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya