5 Pembunuh Berantai Indonesia yang Kisahnya Ngeri Banget, Bikin Merinding!

Kamis, 20 Agustus 2020 | 09:00
dok. istimewa

Ryan Jombang

Hai-online.com - Selama ini, kita mengira kisah-kisah pembunuh berantai hanya ada di film atau di luar negeri saja. Tapi nyatanya Indonesia juga punya kisah ini lho.

Kebanyakan dari pembunuh berantai ini berhasil di tangkap pada awal 2000an. Buat kamu yang belum tahu tentang beberapa pembunuh berantai ini, HAI udah rangkumin nih 5 sosok pembunuh berantai Indonesia yang punya kisah sadis. Yuk simak!

Astini

dok. istimewa

Nyonya Astini

Siapa sangka ada sosok pembunuh berantai sadis Indonesia yang berjenis kelamin perempuan, lho. Dia adalah Astini atau yang lebih dikenal dengan nama Nyonya Astini.

Awal mulai diketahui ada kasus pembunuhan adalah karena warga menemukan potongan kepala dalam kantung plastik. Setelah diusut, diketahui ternyata Astini membunuh tetangganya dan 2 tetangga lainnya yang menagih utang dengan kata-kata kasar.

Astini sendiri membunuh 3 tetangganya dan memutilasi tubuh korban menjadi 10 bagian.

Setelah divonis mati pada Oktober 1996, Astini sendiri dieksekusidengan cara ditembak dalam posisi duduk dan mata terbuka pada Maret 2005 lalu.

Baca Juga: Viral Video Adhisty Zara Diremas Dadanya, Sampai Trending No 1 di Twitter

Rio Martil

dok. istimewa

Rio Martil

Rio Martil sendiri sebenarnya punya nama lengkap Antonius Rio Alex Bulo. Namun disebut sebagai Rio Martil karena membunuh 4 korbannya dengan martil kesayangannya dan mencuri kendaraan yang mereka miliki.

Rio Martil divonis hukuman mati di Pengadilan Negeri Purwokerto dan dipindahkan ke Nusa Kambangan pada tahun 2001.

Namun di tahun 2005, ternyata Rio kembali membunuh. Kali ini korbannya adalah teman satu sel tahanan yang juga guru mengajinya sendiri.

Akhirnya, Rio Martil dieksekusi dengan ditembak pada tanggal 8 Agustus 2008.

Siswanto (Robot Gedek)

dok. istimewa

Robot Gedek atau Siswanto

Siswanto atau yang lebih dikenal dengan nama Robot Gedek ini mungkin jadi salah satu pembunuh berantai paling sadis di Indonesia.

Pada tahun 1994-1996, Robot Gedek pernah membunuh 12 orang anak laki-laki yang berusia 9-15 tahun, menyodomi korbannya yang sudah menjadi mayat, memutilasi, mengambil isi perut dan meminum darah korbannya!

Robot Gedek sendiri mengaku selalu menikmati aksinya dan nggak merasa bersalah. Bahkan potongan tubuh tertentu dari korbannya ada yang disimpan sebagai kenang-kenangan.

Makanya, Robot Gedek akhirnya dijatuhi hukuman mati. Namun, Robot Gedek ternyata harus meninggal akibat serangan jantung pada Maret 2007.

Ryan Jombang

dok. istimewa

Ryan Jombang

Ryan dengan nama asli Very Idham Henyansyah adalah pembunuh berantai Indonesia yang paling menggegerkan dan terkenal di Indonesia!

Ryan dikenal sebagai pembunuh berantai yang memutilasi korbannya. Ryan sendiri melakukan pembunuhan di 2 tempat berbeda, yaitu Jombang dan Jakarta dengan total korban 11 orang.

Awal mula diketahui Ryan sebagai pembunuh adalah ketika ada penemuan 7 mayat termutilasi yang berada dalam 2 tas dan satu kantung plastik di daerah Jakarta. Setelah itu, sisa mayat lainnya ditemukan di lubang galian belakang rumah Ryan di Jombang.

Motif pembunuhnya kebanyakan karena sakit hati.

Gara-gara aksinya, Ryan akhirnya diberikan hukuman mati dan bandingnya selalu ditolak.

Babeh Baekuni

dok. istimewa

Babeh Baekuni

Walaupun namanya asing, tapi Babeh Baekuni ini jauh lebih menyeramkan daripada Ryan, lho!

Tahun 2010 yang lalu, ditangkaplah Babeh Baekuni, pembunuh berantai dan pelaku kekerasan seksual pada anak-anak.

Semua pelakunya dibunuh, disodomi, dan dimutilasi. Hal ini bisa terjadi karena Babeh Baekuni sendiri punya trauma masa kecil yang dilampiaskan pada korban-korbannya.

Babeh Baekuni mengaku sudah membunuh, menyodomi, dan memutilasi14 orang anak laki-laki yang masih di bawah umur. Namun usut punya usut, polisi memperkirakan masih ada 50 orang lainnya yang sudah jadi korban Babeh Baekuni, lho!

Artikel ini pertama kali tayang di CewekBanget.id dengan judul "Ini 5 Sosok Pembunuh Berantai Indonesia. Sadis & Bikin Merinding!"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya