HAI-ONLINE.COM - Rombongan pesepeda keroyok seorang pelajar pengendara motor matic gara-gara nggak senang ditegur.Korban pun tersungkur di aspal dan mengalami luka lebam.Awal mula perkara pengeroyokan itu karena gerombolan pesepeda nggak senang ditegur korban.Seorang pelajar berinisial MF (18) mengalami luka lebam akibat penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok pesepeda di pertigaan SMK Raden Patah, Jalan Mayjen Sungkono, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.Dia dikeroyok oleh tiga orang dari rombongan gowes sepeda Ontel.Penganiayaan ini dipicu pelaku nggak terima dengan perkataan korban yang bermaksud meminta rombongan pesepeda nggak bergerombol di jalan raya.MF menjelaskan, penganiayaan berawal saat dia berangkat dari rumahnya di Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo mengendarai motor Honda Beat warna hitam W 5511 TA menuju sekolahnya.Dalam perjalanan, korban berpapasan dengan rombongan pesepeda dari arah Rolak Songo menuju Kota Mojokerto.
Baca Juga: Sepakat Kembali Buka 29 Juli 2020, Begini Persiapan Seluruh Jaringan Bioskop di IndonesiaRombongan itu bergerombol sehingga menyebabkan kemacetan. "Saya menyalip rombongan pesepeda itu terus saya bilang 'minggir Bos' dan melanjutkan perjalanan ke sekolahan Raden Patah Mojokerto," ujarnya di Mapolsek Magersari, Polres Mojokerto Kota, Selasa (7/7/2020).MF berhenti di samping sekolah SMK Raden Patah sembari menghubungi temannya yang bermaksud untuk berbarengan ke sekolah.
Tiba-tiba salah satu dari rombongan pesepeda itu memegang pundak MF dari arah belakang. "Seorang pesepeda itu bilang 'kamu menantang'.
Lantas saya bilang aku memberitahu kalau minggir bos, kemudian saya dipukuli," ungkapnya.Pelaku mengeroyok dan memukuli korban.Sontak, korban berusaha menyelamatkan diri dengan berupaya melepas kedua tangan pelaku yang memegang lehernya.Pelaku mencopot helm korban secara paksa.Bahkan pelaku melemparkan helm itu yang mengenai kepala korban."Yang memukul sekitar tiga orang, dipukul di perut, kepala kena lemparan helm, dan dicekik," jelasnya.Adapun ciri-ciri pelaku berbadan kekar dan tinggi sekitar 170 sentimeter.Rombongan pesepeda itu sekitar lebih dari 10 orang."Saya nggak sempat menjelaskan langsung dipukuli," ucapnya sembari menunjukkan luka lebam pada bagian bahu kanan.Warga setempat dan pengguna jalan mencoba melerai keributan.Namun, pelaku masih saja memukuli korban.Korban sempat dilerai oleh tentara dan menjelaskan permasalahannya bahwa ia memberitahu kalau rombongan pesepeda itu diminta berjalan di pinggir jalan nggak bergerombol.
"Sepertinya orang-orang pesepeda itu nggak terima sehingga saya dipukuli lagi," terangnya.Kasus penganiayaan ini sudah dilaporkan dan dalam proses penyelidikan oleh Polsek Magersari.A (46), orang tua korban mennggaku nggak terima anaknya dikeroyok oleh sekolompok pesepeda sampai babak belur."Harus diusut sampai tuntas sampai pelaku penganiayaan ditangkap tetap lanjut proses hukum," ujar dia.Kapolsek Magersari, Kompol M Sulkan membenarkan adanya kejadian penganiayaan terhadap pelajar yang dilakukan oleh sekolompok pesepeda."Kami masih memeriksa saksi sekaligus rekaman kamera CCTV terkait kasus penganiayaan yang melibatkan rombongan pesepeda," ujarnya di Polsek Magersari, Selasa (7/7/2020).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sekelompok Pesepeda Keroyok Seorang Pelajar karena Tak Senang Diteriaki "Minggir Bos"",