Bahaya Plastik dengan BPA, Bikin Hormon Bayi Berantakan dan Merusak Mental

Jumat, 26 Juni 2020 | 16:45
Truckee Green

Bahaya Plastik dengan BPA, Bikin Hormon Bayi Berantakan dan Merusak Mental

HAI-Online.com -Penggunaan produk plastik sudah dilakukan sejak kita masih bayi. Jenisplastik kode 7 ini sangat berbahaya bila.larut dalam makana atau minuman kita karena kandungan BPA.
BPAatauBisphenol Aadalah senyawa kimia yang dipakai dalam pembuatan botol plastik kemasan. Tujuannya adalah menjadikan botol tidak mudah rusak saat terjatuh dan membuat tampilan jadi lebih jernih.
Sayangnya, saat plastik itu terkena panas atau sengaja dipanaskan, bahan kimiaBPAini akan memuai dan berisiko terhadap kesehatan tubuh manusia.
Karena yang paling sering dan awal menggunakan bahan plastik adalah bayi, terutama saat menjalani MPASI.
Baca Juga: Bisa Diulang Sampai 2.900 Kali, Ini 5 Adegan Film yang Paling Susah Dibuat Sepanjang Sejarah
Buat yang belum tahu, bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI atau yang dikenal dengan sebutan MPASI.
Faktanya, pemberian ASI setelah 6 bulan hanya akan memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan sang anak. Meskipun sudah mulai mendapatkan asupan tambahan, buah hati harus tetap rutin mengkonsumsi ASI.
Nah,setelah 6 bulan mendapatkan Air Susu Ibu, maka media makanan dan susu bayi adalah tempat atau wadah terbuat dari plastik. Karenanya, sejumlah pakar menyarankan untuk menjaga produk botol plastik bayi bebas dari BPA tersebut.
Hal itu karena bagaimana punkemasan makan atau minum bayi dapat berpengaruh terhadap kesehatan.
Untuk itu, FDA Amerika Serikat telah melarang penggunaan BPA dalam kemasan makanan dan minuman bayi, serta balita.
Faktanya, bayi yang baru lahir dan berusia di bawah satu tahun sangat rentan terhadap paparan BPA, dibandingkan dengan kelompok umur lainnya.
Hal ini dikarenakan sistem saraf dan endokrin si kecil sedang dalam tahap perkembangan. Begitu pula dengan sistem hepatik yang seharusnya bekerja untuk mendetoksifikasi dan mengeliminasi senyawa kimia seperti BPA.
Sebuah buku karya Astrid Savitri yang berjudulkan “Buku Pintar 365 Hari MPASI Terlengkap” menjelaskan bahwa para produsen peralatan makan bayi berhenti menggunakan zat kimia tersebut pada tahun 2009. Oleh karena itu, kini banyak bermunculan produk bayi dengan klaim bebas BPA.
Supaya tumbuh kembang buah hati lancar, pastikan untuk menggunakan tempat makanan dan minuman dengan produk BPA Free, mulai dari gelas minum hisap, peralatan makan, kaleng susu, hingga galon air mineral.
Perlu diketahui bahwa BPA merupakan kandungan kimia yang sangat kuat di plastik polikarbonat atau jenis plastik kode 7. Penggunaan jenis plastik ini harus sangat diperhatikan demi kesehatan bayi dan anggota keluarga di rumah.
Baca Juga: 15 Cara Berkendara Motor yang Sehat dan Aman dari Covid-19 di Masa New Normal
Hasil penelitian dariAmerican Academy of Pediatrics(AAP),menunjukkan bahwaBPAdapat mengganggu hormon yang dapat menimbulkan beberapa risiko kesehatan, termasuk gangguan perilaku, masalah kesehatan reproduksi, dan diabetes.
Apalagi risiko ini dianggap lebih tinggi bagi bayi dan anak-anak, karena tubuhnya yang kecil dan berpotensi untuk menyerap lebih tinggi.
Jadi, jangan lupa untuk selalu perhatikan keamanan setiap produk yang dibeli. Menghindari kandungan BPA dapat dilakukan dengan memilih produk berlabel food grade, label BPA (Bisphenol-A) Free, Simbol PP (Polypropylene), bebas Phthalates, bebas Polyvinyl Chloride (PVC).
Selain itu, agar nutrisi bayi terpenuhi dalam masa MPASI, ada beberapa syarat yanh zebaiknya diperhatikan.
Menurut buku “MPASI Super Lengkap” karya Gatot Sudaryant, MPASI haruslah makanan sehat yang bebas dari kuman penyakit, pengawet, pewarna dan racun.
Baca Juga: Jangan Brengzek, Jutaan Sampah Masker Bekas Pakai Berbahaya Menumpuk di Jakarta!
Kedua, zat tambahan berupa bahan kimia harus dijauhkan dari makanan bayi. Ketiga, pilih makanan yang masih segar dan terbuat dari bahan-bahan bebas polusi.
Keempat, kandungan gizi yang diberikan haruslah mencukupi kebutuhan anak. Ingatlah untuk selalu mengolah MPASI secara higienis dan memberikan jenis makanan yang sesuai dengan usia bayi.
Tips selanjutnya, berikan jenis makanan yang sama selama 3 hingga 5 hari pertama untuk melihat apakah ada gejala alergi terhadap makanan yang diberikan.
Selanjutnya, jadwalkan waktu makan si bayi.
Dian Prima dalam bukunya yang berjudul “MPASI Perdana Cihuy” punya cara khusus untuk menjadwalkan waktu makan secara reguler.
Selama masa penyesuaian dengan MPASI, coba jadwalkan waktu makan sebanyak 1 hingga 2 kali dalam sehari, sesuai dengan tingkat antusiasme bayi.
Dalam memilih waktu untuk memberikan MPASI, carilah waktu dimana sang anak belum menyusui dan masih tenang. Waktu yang tetap seperti ini dapat mengajar anak bahwa pada waktu itu dia lapar dan makan merupakan pemuasan rasa lapar.
Memenuhi asupan gizi anak memanglah tidak mudah. Selama masa MPASI, orangtua harus meningkatkan perhatian dan kecermatan kepada anak.
Membaca berbagai literatur dan berbagi dengan komunitas parenting juga dapat membantu MPASI lancar. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan nutrisi anak, menggunakan produk BPA Free, dan menjadwalkan waktu makan anak. Niscaya tumbuh kembang anak akan bekerja dengan optimal. (*)

Tag

Editor : Al Sobry