HAI-Online.com - Penyanyi Tasya Kamila mengaku punya cita-cita menjadi menteri.
Hal itu pula lah yang bikin Tasya memutuskan mengambil jurusan administrasi publik saat berkuliah S2 di Columbia University, Amerika Serikat.
Tasya mengungkapnya saat jadi bintang tamu HAI Class bertajuk "Masa Depan Sempurna", Kamis (28/5/2020).
Sesi HAI Class ini menghadirkan tiga pembicara yakni Tasya Kamila, aktris Amanda Manopo, dan Lorentia Soegiarto (Head Of Recruitment Sampoerna University), dan mengulas berbagai hal soal pengalaman berkuliah di luar negeri dan program kuliah two degree yang dicanangkan Sampoerna University.
"Jurusannya kenapa public administration? Karena aku punya cita-cita pengin jadi menteri, aku pengin belajar dulu bagaimana cara formulasi kebijakan publik dan juga menganalisis serta mengimplementasikannya secara baik," kata Tasya.
Pelantun lagu "Anak Gembala" itu juga menceritakan langlah-langkah yang dia pilih untuk masa depannya.
Tasya yang merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kebingungan memilih jurusan kuliah.
Awalnya, Tasya tertarik mengambil jurusan kedokteran.
Setelah dipertimbangkan beberapa kali, dia memutuskan tidak mengambil jurusan tersebut.
"Waktu itu tahun 2010 aku lagi bikin album, terus juga lagi jalan syuting sitkom yang tayangnya hampir setiap hari, kayaknya enggak mungkin bisa komitmen di entertainment dan juga kuliah," ujar Tasya.
Baca Juga: Jelang Rilis Album Baru, Rapper Ghostmane Diam-Diam Malah Garap EP Lo-fi Black Metal
Pemilik nama lengkap Shafa Tasya Kamila itu memikirkan ulang dan mencoba mengikuti tes minat dan bakat.
Sayangnya, hasil tes tersebut mengarahkan Tasya bisa mengambil jurusan apapun.
Sementara, Tasya yang masih bingung meminta saran kepada almarhum ayahandanya yang merupakan dosen akuntansi di fakultas ekonomi.
Berkat saran ayahnya, Tasya akhirnya memutuskan mengambil jurusan akuntansi di Universitas Indonesia melalui jalur undangan.
"Dia kayak benar-benar 'kamu harus pilih akutansi saja, karena kalau anak IPA itu cocoknya akuntansi' dan berbagai hal yang dijelaskan sama almarhum papa betapa menariknya pelajaran akutansi," ujar Tasya.
Setelah mengemban pendidikan tersebut, Tasya selama berkuliah menjalaninya dengan senang hati.
"Dan ketika berkuliah menyenangkan, alhamdulillah bisa lulus cumlaude, jadi lulus tercepat juga, itu aku nggak nyangka," kata Tasya.
Tapi bukan berarti setelah mantap berkuliah di luar negeri, Tasya bebas halangan.
Makanan "emperan" yang mahal, hingga nggak bisa datang ke pemakaman sang Ayah adalah sejumlah contoh masalahnya saat berkuliah di USA.
Buat lo yang mau punya gelar dari kampus di Amerika tapi nggak mau punya masalah kayak Tasya, bisa cek Sampoerna University dengan program double degreenya nih.
Lo bisa memperoleh gelar sarjana dari Sampoerna University sekaligus U.S Degree dari University of Arizona tanpa harus pergi ke AS.
Hal ini karena Sampoerna University sudah menjalin kerja sama dengan Arizona University lewat Two-Degree Program.
Jadi, meski berkuliah di Jakarta, lo tetap bisa mendapatkan gelar bachelor’s degree, S1 dari Amerika Serikat, yang terakreditasi oleh University of Arizona,sekaligus gelar S1 dari Sampoerna University.
University of Arizona sendiri adalah kampus terbaik ke-69 di dunia. Asik banget, kan?
Lo juga bisa pendidikan selama satu atau dua tahun pertama di Sampoerna University dan melanjutkan tahun berikutnya di universitas favorit di luar negeri, baik universitas di Amerika Serikat, Inggris, Australia, maupun Singapura.
Sebagai mahasiswa, lo juga akan dibekali keterampilan komunikasi, bahasa Inggris, dan penguasaan matematika seperti layaknya di Amerika Serikat.
"Program yang ditawarkan Sampoerna University bagus banget, kesempatan buat yang mau dapat two degree," kata Tasya.
Siap meraih masa depan sempurna, bos?