Jadi Orang Jepang Keturunan Indonesia, Hana Kimura Diduga Dapat Diskriminasi dan Perlakuan Rasis

Rabu, 27 Mei 2020 | 09:00
Netflix

Hana Kimura

HAI-ONLINE.COM - Pegulat Jepang muda keturunan Indonesia, Hana Kimura, bunuh diri bukan cuma karena cyberbully karena aksinya di reality show Terrace House.Cyberbullying yang menyerang Hana bisa dibilang lebih jauh dari itu.

Salah satu faktornya, karena darah Indonesia di tubuhnya.Jepang, dikenal sebagai negara ramah, sopan, dan segala keindahannya.Namun di baliknya, mungkin nggak ada yang menyangka kalo ada rasisme terhadap warga keturunan di Negeri Sakura.

Orang Jepang menyebut anak-anak hasil pernikahan antar ras sebagai ‘Hafu’.Kata ini diambil dari cara orang Jepang melafalkan kata “half” dalam Bahasa Inggris. Meski fasih berbahasa Jepang atau seumur hidupnya tinggal di Jepang, nggak semua hafu dianggap warga Jepang.Hal tersebut bisa lo tonton di dokumenter berjudul Hafu: The mixed-race experience in Japan.Dalam film tersebut, sejumlah narasumber menceritakan keluh kesahnya sebagai hafu di Jepang.

"Banyak orang Jepang yang percaya dengan kemurnian budaya dan tradisi Jepang," ucap Jeff Kingston, director of Asian studies di Temple University, Jepang."Mereka menganggap ada ras Yamato, menganggap semua orang Jepang dari darah yang DNA yang sama. Kalo periset budaya Jepang, pastinya tau itu cuma mitos," lanjutnya.Warga Jepang keturunan Korea dan Afrika biasanya yang paling sering dapat perlakuan rasisme.Kalo keturunan kulit putih, biasanya lebih beruntung.

Orang Jepang keturunan negara Eropa dan Amerika dianggap lebih rupawan sehingga cocok bekerja di depan layar. Stigma lain yang melekat adalah mereka berasal dari keluarga kaya. Kazuo Mori, psikolog di Matsumoto University, berkata hal tersebut adalah bias dari media Jepang yang sering menggambarkan orang berkulit putih sebagai "contoh bagus".

Kasus Miss Japan yang nggak diterima di negaranya sendiriMiss Japan 2015, Ariana Miyamoto tampak cantik dengan fitur wajah yang proporsional. Mata besar, hidung yang mancung, dan senyum memesona. Nggak heran, Miyamoto ditunjuk sebagai Miss Japan karena memiliki tata krama kepribadian yang apik serta kecerdasan di atas rata-rata dibanding kontestan wanita lainnya. Sayangnya, Miyamoto justru tak diakui oleh bangsanya sendiri. "Saya tinggal di Jepang sepanjang hidup, tetapi jika saya berkata bahwa saya adalah orang Jepang, publik akan mengatakan, 'Tidak, kamu tidak akan bisa menjadi orang Jepang'. Mereka tak mengakuinya," ujar Miyamoto. Miyamoto memang bukan keturunan Jepang asli. Ayah Miyamoto adalah seorang keturunan Afrika Amerika, sedangkan ibu Miyamoto memang keturunan Jepang asli. Karena percampuran darah tersebut, sepanjang hidupnya, Miyamoto mendapat sebutan "hafu". "Memang terdengar aneh, tetapi bagi kami anak-anak berdarah campuran dengan sebutan hafu menjadi sebuah identitas bagi yang terlahir seperti saya," kata Miyamoto. Saat Miyamoto mendapat gelar ratu kecantikan atau Miss Japan, faktanya, sebutan hafu terus menempel padanya. Mirisnya, Miyamoto bahkan sempat mendapat perlakuan tidak menyenangkan di media sosial. Media di Jepang kebanyakan juga tak menganggap Miyamoto. Salah seorang pengguna Twitter menulis, "Sangat tak nyaman menyebutkan kalau ia (Miyamoto) mewakili Jepang." Ada juga yang menulis kata-kata menyudutkan, seperti "Apakah tak masalah jika memilih hafu sebagai Miss Japan?"Diskriminasi dan rasisme, apapun alasannya, nggak bisa dibenarkan.Semoga kita belajar dari kasus Hana Kimura dan bisa selalu menebar kebaikan ke orang lain, ya!

Tag

Editor : Alvin Bahar