HAI-Online.com - Di bulan Ramadhan kayak sekarang, setiap orang jadi punya kesempatan untuk menghilangkan sejumlah kebiasaan buruk yang kerap terjadi di hari biasa.
Salah satunya adalah kecenderungan hilang kontrol terhadap emosi atau marah-marah.
Nah, kita tentu beruntung punya momen bulan puasa yang dapat menjauhkan kita dari amarah.
Sebab, kebiasaan marah-marah telah terbukti punya dampak yang sangat merugikan bagi fisik seseorang.
Pernyataan ini berdasar pada studi oleh American Psychological Association yang membuktikan kalo kemarahan punya efek yang lebih merusak dibanding bentuk emosional lainnya.
Sebagaimana dikutip dari National Geographic Indonesia, amarah disebut dapat meningkatkan inflamasi dan risiko penyakit kronis, sedangkan perasaan negatif lain seperti kesedihan nggak begitu memberi sumbangsih signifikan.
Baca Juga: Video: Frontman Weezer Bawain Lagu Hits Nirvana Dalam Sesi Zoom Bersama Fans
"Kami menemukan fakta bahwa marah-marah setiap hari berkaitan dengan tingkat inflamasi dan risiko penyakit kronis yang lebih tinggi bagi orang-orang berusia 80 tahun ke atas. Namun, ini tidak terjadi pada lansia yang lebih muda," papar Carsten Wrosch, wakil pemimpin peneliti dari Concordia University.
"Di sisi lain, kesedihan tidak berkaitan dengan inflamasi atau penyakit kronis," imbuhnya.
Lebih jauh, studi ini memaparkan alasan orang muda kurang rentan terhadap peradangan atau penyakit kronis, yakni dikarenakan mereka punya kendali lebih baik terhadap amarahnya.
Sementara, orang-orang tua disebut tidak memiliki kemampuan untuk membuat perubahan dengan cepat sehingga emosi negatif dapat lebih dulu mengambil alih.
Kendati demikian, studi ini menjelaskan kalo orang-orang muda tetap perlu memperhatikan ancaman penyakit kronis yang kendali emosi yang kurang baik.
Nah, jadi buat yang muda-muda mending jangan mangkir puasa deh, supaya terjauh juga dari aktivitas marah-marah yang berpotensi bikin penyakit. (*)
Artikel ini telah terbit lebih dahulu di situs National Geographic Indonesia.