Jadi, menurut Dokter Spesialis Paru Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), kita tetap harus waspada, nggak boleh lengah dengan penularan COVID-19.
Baca Juga: Heboh Gaji Karyawan 20 Juta Minta Bansos ke Pemerintah, Berujung Dikritik Oleh Netizen
Perlun diketahui, sejak Pemerintah Indonesia mengumumkan adanya pasien positif pada 2 Maret 2020 lalu, jumlah pasien positif masih terus bertambah. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih diberlakukan untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Doni Monardo menegaskan, selama vaksin belum ditemukan, maka kita belum aman. Artinya, risiko terkena Covid 19 masih tinggi.
Sejauh ini para peneliti masih belum menemukan vaksin Covid 19. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa masyarakat harus tetap waspada pada gelombang ke-2 Covid 19, yang datang dari para pekerja dari luar negeri dan pemudik.
Apalagi tren penambahan pasien positif Covid 19 di Indonesia juga masih tetap naik.
"Kalau dilihat trennya tetap naik, namun penambahannya dari dari hari ke hari terlihat fluktuatif," kata Dr. Erlina dalam siaran tertulisnya, Senin (10/5/2020).
Ia menjelaskan, penambahan pasien positif paling tinggi terlihat di tanggal 24 April. Tapi, 25 April tetap ada, 26 April tetap ada juga. Namun, naiknya tidak sebanyak pada tanggal 24 April. Prediksinya bulan Mei ini, masa peak Covid-19.
Baca Juga: Selalu Diawali Dengan Takjil, Ternyata Ini yang Akan Terjadi Kalau Buka Puasa Langsung Makan Berat
"Kita lihat dulu saja, apakah ada penurunan atau tidak. Kalau lihat grafik, sekarang masih naik terus. Walaupun di Jakarta sudah mulai flat, tapi daerah lain masih ada terus. Jadi, kalau diakumulasikan, total tetap naik," katanya lagi.
Oleh karena itu, kita perlu tetap waspada, terlebih pandemi ini berbarengan juga dengan masuknya bulan Ramadan, dimana umat muslim menjalankan ibadah puasa.
"Pada saat puasa di masa covid-19, orang tetap harus waspada terhadap penularan penyakit, sehingga dari segi ibadah, sekarang juga dibatasi. Jadi, kita memang harus lebih meningkatkan lagi daya tahan tubuh," kata Dr. Erlina.
Walaupun ia juga menekankan bahwa puasa tidak terlalu berefek pada ketahanan tubuh atau sistem imun karena, orang tetap makan dan minum. Perbedaannya adalah pada waktu makan dan minumnya.
Dalam bulan puasa orang tidak bisa makan sepanjang waktu, namun hanya bisa makan di malam hari, sejak saat buka puasa sampai dengan saat sahur.
Oleh karena itu, upaya pencegahan pada masa covid-19 termasuk di bulan Ramadan ini sampai post pandemi tidak berbeda, yaitu antara lain, dengan social distancing, phisical distancing, pakai masker, cuci tangan, kemudian hidup bersih dan sehat.
Hidup sehatartinya makan teratur, mengonsumsi nutrisi yang baik, tidak begadang, merokok, dan lainnya. virus ini harus dilawan dengan imunitas yang baik dan nutrisi yang baik itu akan meningkatkan sistem imun.
Nutrisi sangat penting untuk meningkatkan sistem imun, sehingga jangan sampai kekurangan nutrisi.
Nah, untuk menyiasatinya, kita harus tahu apakah makanan yang dikonsumsi saat rehat puasa ini sudah seimbang atau tidak.
"Kalau vitamin biasanya kita dapat dari sayur dan buah-buahan. Namun kadang anak-anak tidak suka makan sayur. Nah, mungkin ada baiknya diberikan juga multivitamin atau suplemen," kata Dr. Erlina.
Dr. Inggrid Tania, M.Si, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan, untuk meningkatkan dan memelihara daya tahan tubuh upayanya harus holistik. Misal, tidur yang cukup, istirahat yang cukup, makan yang bergizi seimbang, sebisa mungkin hindari stress, air putih yang cukup. Itu sudah menjadi keharusan.
Baca Juga: Cara Ngerawat Penis Sesuai Saran WHO, Biar Kuat dan Terhindar Penyakit Menular Bro!
"Ketika memang kebutuhannya mengharuskan kita perlu suplemen, maka konsumsilah suplemen itu sesuai dengan kebutuhan. Ketika kita harus konsumsi setiap hari, kita bisa mengonsumsinya setiap hari, tetapi tetap dibarengi dengan upaya lain yang mampu menjaga dan meningkatkan sistem imun, seperti minum air putih cukup, istirahat cukup, dan sebagainya. Artinya, mengonsumsi suplemen itu bukan satu-satunya, tetapi sebagai salah satu upaya," kata Dr. Inggrid.
Ia memberikan contoh curcumin yang terkandung dalam temulawak. Khasiatnya, yakni sebagai zat bioaktif memiliki sifat-sifat misalnya, antioksidan, anti inflamasi, imunomodulator. Sifat-sifat itu bermanfaat pada berbagai kondisi kesehatan maupun kondisi yang patologis. Termasuk saat pandemi ini. Penelitian-penelitian yang sudah ada juga menunjukkan bahwa Curcumin memiliki sifat anti virus.
Selain orang dewasa, pemberian cucurmin juga bisa diberikan pada anak-anak. Campuran curcumin atau esktrak temulawak di dalam multivitamin, bersifat sinergis. Artinya, selain ada sifat immunomodulator, Curcumin memberikan manfaat lain bagi anak-anak, misalnya, memperbaiki nafsu makan, dan bisa membantu pertumbuhan juga.
Hal penting lainnya adalah hampir tidak ada kontra indikasi konsumsi cucurmin, pada anak-anak. Perbedaan pada anak-anak dan dewasa hanyalah di dosisnya saja. "Kalau Covid-19 khan infeksi virus. Karena infeksi virus ini sifatnya self limiting deases, jadi sangat tergantung pada sistem imun kita," kata Dr. Inggrid.
Dokter ahli tumbuh kembang dr. Ahmad Suryawan, SpA (K) mengatakan, pada anak, infeksi virus, baik virus Covid-19 maupun yang lain, berisiko terhadap tumbuh kembang anak.
Dampak proses infeksi pada tumbuh kembang anak sifatnya jangka panjang. Pada anak dibawah enam tahun, dapat mengganggu tumbuh kembang dasar, yakni kemampuan motorik, kemampuan bicara bahasa, dan kemampuan personal kemandirian. Sementara pada anak usia di atas enam tahun, proses infeksi pada usia awal, dapat mengganggu tumbuh kembangnya dalam aspek perilaku dan kecerdasannya.
Khusus untuk Covid-19, karena ada sesuatu yang berbeda dengan infeksi virus yang lain terutama dengan masalah kecepatan penyebaran.
Dengan adanya pembatasan sosial dan anak-anak harus sekolah di rumah, maka akan berisiko mengganggu tumbuh kembangnya. Termasuk, akan mengganggu pada pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan tumbuh kembang, dan jadwal pemberian imunisasi.
Padahal, pemberian imunisasi dan lain-lainnya tetap harus diberikan, meski pada masa pandemi dan PSBB seperti ini.
"Pada anak-anak, meningkatkan daya tahan tubuh bukan hanya agar mencegah virus itu tidak masuk, tetapi daya tahan tubuh juga harus bisa digunakan untuk menimbulkan energi yang dipakai untuk perkembangan otaknya," kata dokter yang biasa disapa dr. Wawan ini.
Dengan demikian, mengamankan daya tahan tubuh selama masa physical distancing itu, mencakup tiga hal. Pertama, mengatur pola aktivitas fisik tergantung usia. Kedua, mengatur aktivitas tidur. Ketiga, yang paling penting adalah mengatur pola pemberian nutrisi. Ini adalah upaya dasar yang harus dilakukan orangtua selama fase physical distancing atau mandiri di rumah.
DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research and Development SOHO Global Health menganjurkan masyarakat untuk menggunakan temulawak yang telah diekstrak. Penggunaan temulawak yang telah diekstrak menurut DR Aswin lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh.
"Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 mg diperlukan 7500 mg temulawak segar, sehingga produk Curcuma FCT sangat simple dan nyaman digunakan pasien tanpa harus repot membuat rebusan,” ungkap DR. Aswin.
Produk Unggulan SOHO yang berbasis temulawak adalah Curcuma FCT, Curcuma tablet dan dan Curcuma Plus. Untuk Anak, Curcuma Plus tersedia dalam bentuk Vitamin sirup dan tablet dan juga Susu Pertumbuhan. Untuk dewasa ada Curcuma FCT dalam bentuk tablet.
PT SOHO Global Health sebagai perusahaan farmasi yang memproduksi obat herbal modern yang terus fokus untuk mengembangkan potensi alam Indonesia konsisten menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan Temulawak.
SOHO Centre of Excellence in Herbal Research (SCEHR) adalah fasilitas perkebunan dan penelitian milik SOHO yang fokus pada penelitian dan budidaya Temulawak.
Produk SOHO telah melalui uji toksisitas yang hasilnya menyatakan bahwa produk temulawak SOHO aman dikonsumsi. Selain itu, dengan konsep Seed to Patient, SOHO berinovasi agar temulawak yang digunakan terstandard mulai dari proses bibit hingga teruji praklinik dan uji klinik.
Proses penanaman sampai dengan pengolahannya pun telah mendapatkan sertifikasi pertanian organik dari Inofice, sebuah badan sertifikasi tanaman organik. (*)