HAI-Online.com - Apabila mendengar kata "virus corona" di saat-saat seperti sekarang, mungkin yang terbersit di pikiran banyak orang adalah beragam peristiwa buruk seperti isolasi berkepanjangan, penyakit, dan bahkan kematian.
Yap, memang nggak ada kesan baik yang bisa kita peroleh saat membahas virus yang menjadi penyebab dari wabah penyakit Covid-19 tersebut.
Bahkan, wujud fisik dari virus ini sendiri aja, yang mana terdapat banyak duri di sekelilingnya, kadang udah cukup bikin orang yang melihatnya bergidik.
Terlepas dari semua perspektif buruk terkait virus corona, baru-baru ini para ilmuwan justru menemukan sesuatu yang menakjubkan dari virus yang telah memakan puluhan ribu jiwa di seluruh dunia tersebut.
Yap, ilmuwan dari Institut Teknologi Massachusetts diketahui membuat alunan musik indah dari struktur fisik virus corona yang dapat diidentifikasi melalui mikroskop.
Dilansir dari National Geographic Indonesia, Markus Buehler bersama timnya berhasil menerjemahkan struktur protein pada SARS-CoV-2 ke dalam aransemen musik melalui teknik baru bernama sonifikasi.
Dengan teknik sonifikasi itu pula, para ilmuwan memberikan masing-masing asam amino dalam not unik dalam skala musik yang mengubah seluruh protein menjadi sebuah skoring musik.
Baca Juga: Jangan Nyampurin Cairan Antiseptik Untuk Diffuser, ini Penjelasannya
Mereka pun menggunakan instrumen seperti lonceng dan seruling yang disesuaikan dengan susunan protein yang menonjol tak beraturan dari permukaan virus tersebut.
Alhasil, tercipta sebuah aransemen musik dengan alunan menyerupai musik klasik yang bisa bikin orang yang dengerin rileks.
Aransemen musik itu pun diunggah oleh tim Buehler di Soundcloud bagaikan sebuah track.
Sementara, jurnal penelitiannya diunggah di situs ACS Publication.
"Meskipun kita tidak dapat melihat benda-benda kecil nanoskopik seperti protein atau molekul lain yang membentuk hampir seluruh makhluk hidup termasuk sel, jaringan, serta patogen virus," tulis Buehler di keterangan musiknya di SoundCloud.
"Algoritma komputasi kami memungkinkan kita untuk membuat manifestasi materialnya terdengar," tambahnya.
Dari aransemennya sih, musik ini memang terdengar cocok sebagai medium relaksasi kala stres di saat isolasi.
Tapi, kalian mungkin nggak bakal sadar kalo yang lagi kalian dengerin literary adalah suara dari si "virus corona" sendiri.
Artikel ini telah tayang lebih dulu di National Geographic Indonesia.