Dampak Pandemi Virus Corona, Polusi Udara Kota Ini Turun Drastis Hingga 50 Persen

Sabtu, 21 Maret 2020 | 17:00
PIXABAY/ALVPICS

Ilustrasi polusi udara

HAI-Online.com -Selain memberi banyak dampak buruk bagi kehidupan masyarakat seluruh dunia, pandemi virus corona ternyata juga menghadirkan sejumlah efek positif, salah satunya berkurangnya jumlah polusi.

Seperti dilansir HAI dari UNILAD, tingkat polusi udara di kota New York, Amerika Serikat diketahui mengalami penurunan cukup signifikan, di mana mencapai 50 persen dari sebelum Covid-19 menyerang.

Fakta mengenai penurunan jumlah polusi udara di New York akibat virus corona ini sendiri disampaikan salah seorang profesor dari Columbia University, Roisin Commane.

"New York memiliki jumlah karbon monoksida yang sangat tinggi selama satu setengah tahun terakhir. Bulan Maret ini adalah yang terbersih yang pernah aku lihat.Jumlahnya kurang dari setengah biasanya," ujar Commane.

Baca Juga: Band Ini Adain Kursus Gitar Online Untuk Fans Selama Lockdown Corona

Selain polusi udara yang makin berkurang karena pandemi virus corona, tingkat kemacetan di New York dilaporkan juga mengalami penurunan hingga 35 persen sejak Covid-19 mulai mewabah.

Nggak cuma New York,European Space Agency (ESA) sebelumnya melaporkan bahwa jumlahemisi nitrogen dioksida diItaliamengalami penurunan drastis setelah pemerintah setempat memutuskan kebijakan lockdown.

Satelit Copernicus Sentinel-5P mendeteksi penurunan emisi NO2 yang menandakan penurunanpolusiudara, dengan perubahan paling signifikan diamati di bagian utara negara tersebut.

Baca Juga: Semangatin Orang Banyak, Selebriti Dunia Nyanyiin 'Imagine'-nya John Lennon di Tengah Lockdown Coronavirus

"Penurunan emisi nitrogen dioksida diItalia Utara sangat nyata. Penguranganpolusiini terjadi seiring penguncian serta berkurangnya aktivitas industri," ungkapmanajer misi ESA Copernicus Sentinel-5P, Claus Zehner.

Terlepas dari dampak positif yang diberikan, kita doakan aja sob semoga pandemi virus coronadapat segera berakhir sehingga orang-orang bisa kembali beraktivitas normal seperti semula. (*)

Editor : Alvin Bahar

Sumber : Unilad

Baca Lainnya