HAI-online.com -Volkswagen (VW) memang dikenal sebagai perusahaan otomotif, yang telah memproduksi berbagai jenis mobil dengan model seperti VW Beetle, VW Golf maupun VW Kombi.
Meski dikenal sebagai produsen mobil, tapi ternyata produk paling laris yang pernah dijual VW nggak ada hubungannya sama sekali dengan otomotif. Karena produk ituberupa makanan, yakni sosis (wurst).
VW telah memproduksi sosis di pabrik mobilnya di Wolfsburg, Jerman, selama hampir 50 tahun.
Wurst tradisional merupakan bagian penting dari budaya dan sejarah perusahaan tersebut, bahkan sampai punya kodepart mobil sendiri, 199 398 500 A.
Baca Juga: Punya Rambut Mirip Model, Anjing Ini Jadi Populer di Instagram
Sosis buatan Volkswagen
Produksi sosis di VW dimulai pada tahun 1973, dan awalnya dipasok secara eksklusif ke kantin perusahaan, untukmakan para staf.
Namun seiring waktu, Volkswagen mulai menjual sosisnya di stadionserta toko-toko Jerman, dan ternyata orang-orang menyukainya.
Disebutkan bahwa karena wurst awalnya dibuat untuk staf perusahaan, sosis ini punya kualitas terbaik, dan telah memenangkan beberapa penghargaan di pameran makanan nasional selama bertahun-tahun.
Tingginya permintaan sosis di luar perusahaan membuatnya sampai dijualmelalui jaringan besar supermarket dan dinikmati di 11 negara berbeda.
Baca Juga: Beruntungnya, Pria Buta Ini Kembali Bisa Melihat Setelah Ditabrak Mobil
Pada awalnya, VW memproduksi sosis dari daging sapi dan daging babi yang bersumber dari peternakan milik perusahaan, tapi kini hal tersebut nggak memungkinkan karena meningkatnya permintaan.
Meski begitu, dagingnya masih bersumber dari peternak regional dan kualitasnya tetap terjaga.
Proses produksi sosis VW
Resep sosis VW dijaga sangat ketat, tapi menurut beberapa sumber, salah satuyang bikin enakadalah kadar lemak pada daging yang rendah.
Daging dicampur dengan garam, lada, kari dan jahe,kemudiadimasukkan ke dalam membran selebar 13cm atau 25cm.
30 staf di departemen makanan VW tersebut dilaporkan memproduksi antara 18.000 dan 20.000 sosis setiap harinya.
Hmmm... rasanya kayak gimana ya? (*)