HAI-Online.com -Bukan sebuah rahasia lagi, sejumlah sekolah yang berada di kawasan Jakarta dan sekitarnya seringkali terlibat tawuran antarpelajar, di mana hal tersebut seringkali membuat banyak korban nyawa berjatuhan.
Untuk mengatasi hal itu, sekolah-sekolah di Jakarta dan sekitarnya nampaknya perlu meniru cara didik yang diterapkan oleh SMA Negeri 1 Pakem Sleman DIY dalam mencegah terjadinya tawuran pelajar.
Bekerja sama dengan Batalyon Infanteri 403 Yogyakarta, Kepala SMAN 1 Pakem Sleman, Kristya Mintarja M.Ed mengaku bahwa pihaknya memberikan pembinaan khusus kepada siswanya yang terlibat dalam tawuran.
"Siswa yang melakukan pelanggaran atau penyimpangan ini kami beri pembinaan. Ini bukan suatu hukuman, tetapi mereka (pelaku tawuran) kami beri pembinaan khusus," terang Kristya seperti dikutip HAI dari Kompas.com.
Baca Juga: Viral Foto Orangutan Ulurkan Tangan untuk Beri Bantuan Penjaga Hutan yang Nyemplung ke Sungai
Dilakukan di luar jam sekolah, dalam pembinaan khusus tersebut, siswa nantinya akan diberikan materi bela negara dan kedisiplinan oleh anggota TNI AD selama enam hari.
"Disana, siswa diberi konten materi kebangsaan, bela negara, dan kedisiplinan. Jadi, siswa tidak sepenuhnya dilatih fisik. Mereka diperlihatkan bagaimana prajurit TNI mengorbankan dirinya demi bangsa dan negara," ceritanya lebih lanjut.
Setelah mendapat pembinaan khusus, siswa diketahui menjadi lebih paham dan disiplin, bahkan cenderung nggak mengulangi perbuatan negatif mereka seperti sebelumnya.
Meski begitu, pihak sekolah sendiri nantinya akan meminta izin orangtua atau wali siswa terlebih dahulu karena biaya pembinaan ditanggung oleh mereka masing-masing.
Baca Juga: Ajang Lomba Lari Maybank Marathon Bali Raih 'Bronze Label' Road Race dari World Athletics
Kini, di sekolahnya nggak ada lagi kasus tawuran pelajar karena siswa enggan dan sudah diberi tahu kalau ada tindakan pelanggaran atau penyimpangan maka akan dibina di Batalyon Infanteri.
Wah, boleh juga nih caranya! Kalau menurut kalian sendiri gimana sob, setuju nggak kalau semua sekolah menerapkan aturan serupa untuk mengurangi dan menghilangkan tradisi tawuran pelajar? (*)