Sejarah Kue Jahe Berbentuk Manusia yang Jadi Sajian Khas Natal

Rabu, 25 Desember 2019 | 16:26
Pexels/ Ana Rocha

Ilustrasi kue jahe

HAI-online.com -Kue jahe telah menjadi salah satu jajanan khas yang disajikan saat perayaan Natal tiba di berbagai negara.

Biasanya, kue ini disajikan dalam bentuk seperti manusia lengkap dengan tangan, kaki dan kepala, yang kemudian dihiasi dengan krim berwarna.

Menurutketerangan Carole Levin, Kepala Program Studi Abad Pertengahan di University of Nebraska-Lincoln, sejarah kue berbentuk manusia ini berawal dari masa pemerintahan Ratu Elizabeth I yang dikenal dengan menu makan malam yang rumit.

Misalnya, adamarzipanyang berbentuk seperti buah, istana dan burung.

Baca Juga: Creepy Abis, 10 Potret Santa Claus Zaman Dulu Ini Bisa Bikin Tidur Jadi Nggak Nyenyak

Pada masa ini, sang Ratu juga memiliki pembuat kue jahe yang sangat andal. Iapernah meminta untuk dibuatkan kue jahe dengan bentukmanusia.

“Di setiap perjamuan, Ratu selalu menghidangkan kue jahe bentuk manusiaini untukdisajikan pada para pejabat asing dan orang-orang di kerajaannya,”ujar Carole.

Namun, ternyata bukancuma Ratu yang mengonsumsi kue jahe. Pada masa itu, “gingerbread men”, juga digunakan oleh praktisi obat – yang kadang disebut penyihir atau ahli sulap – sebagai ‘token cinta’ untuk para perempuan muda.

“Jika perempuan-perempuan itu berhasil membuat pria idamannya makan kue jahe berbentuk laki-laki itu, maka pria tersebut dipercaya akan jatuh cinta juga kepadanya,” kata Carole.

Baca Juga: Menengok Isi Bahtera Seharga Rp 22 M, Bakal Dipakai Berlayar setelah 6 Tahun Jadi Pajangan

Lalu, bagaimana akhirnya kue jahe berbentuk pria ini jadi hidangan Natal?

“Kepopulerannya berasal dari keyakinan bahwa rasa jahenya bisa menghangatkan tubuh kita selama musim dingin,” kata Michael Krondl, pengarang bukuSweet Invention:A History of Dessert.

Awalnya, kueini malah bukanberasal dari jahe, melainkan seperti kue madu. Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa rempah-rempah ditambahkan dan rasa jahenya pun ternyata lebih digemari karena menguatkan rasa.

Secara keseluruhan, tradisi kue jahe ini berasal dari Jerman, Prancis, Belanda dan Inggris.

Tambahan mentega dan krim pada kue jahe mulai terjadi di abad ke-18 dan resep tersebut bertahan hingga saat ini.

Tag

Editor : Al Sobry

Sumber Intisari Online