Millennial Mengapresiasi Kopi dengan Menyeruput di Kedai Kopi dan Bangun Bisnisnya!

Jumat, 20 Desember 2019 | 15:38

Millennial Mengapresiasi Kopi dengan Menyeruput di Kedai Kopi dan Bangun Bisnisnya!

HAI-Online.com- Enam dari sepuluh orang menyukai kopi susu kekinian. Kebanyakan penikmat kopi susu yang diolah dengan gula aren (brown sugar) itu adalah generasi millennial.
Nggak heran, sepanjang tahun 2019 jumlah kedai kopi yang menyajikan minuman segar itu bertumbuh pesat.
Menurut hasil riset Toffin, perusahaan penyedia solusi bisnis berupa barang dan jasa di industri HoReKa (hotel, restoran dan kafe) di Indonesia bersama majalah Mix Marcom SWA menunjukkan, jumlah kedai kopi pada Agustus 2019 telah mencapai lebih dari 2950 gerai.
Baca Juga: Selamat! Ini Dia 14 Band Terpilih yang Lolos RSCM x HAI Band Competition
Jumlah ini meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan pada 2016 yanh hanya mencapai 1000. Angka riil jumlah kedai kopi ini bisa lebih besar karena sensus kedai kopi itu hanya mencakup gerai-gerai berjaringan di kota-kota besar, tidak termasuk kedai-kedai kopi independen yang modern maupun trandisional di berbagai daerah.
Nah, dengan jumlah gerai yang terdata saat ini dan asumsi penjualan rata-rata per outlet 200 cup per hari serta harga kopi Rp 22.500 per cup, maka rata-rata millennial membelanjakan kopi tidak lebih dari Rp200.000,- per bulan, dengan rerata setiapkita menyeruput kopi sebanyak 10 cup per bulan.
"Kini, orang Indonesia udah banyak yang mengapresiasi cara menikmati kopi, mereka gen y dan z maunya datang dan menikmati kopi segar dari gerai kopi kekinian bukan lagi menyeduh dari sachetan," ujarArio Fajar, Head of Marketing Toffin Indonesia saat menyampaikan hasil riset timnya dalam paparan Prospek Bisnis Kedai Kopi 2020 di Hotel Pullman Jakarta pada Selasa (17/12/2019).
Jangan sedih, beberapa pelaku bisnis kedai kopi juga dijalankan oleh millenial. Mereka nggak cuma jadi penikmat kopi melainkan ikut menyajikan kopi dengan rasa dan kemasan terbaru yang inovatif.
"Beberapa coffepreneur itu usianya masih22-35 tahun, mereka melakukan bisnis ini dengan cara yang millennial. Pakai promo loyalty customer, medsos juga inovasi menu yang rasanya disukai anak muda," terang Ario lagi.
Ia percaya, bisnis ini bisa dimulai anak muda. Lagipula,mengambil bisnis kedai kopi juga menjadi salah satu cara millennial mengapresiasi kopi saat ini.
Kita bisa melihat bisnis Kopi Kenangan dan Janji Jiwa misalnya bisa membuat 20 kedai kopi dalam satu bulannya, jumlah kedainya pada tahun ini sudah mencapai 500.
"Setelah lulus dari perkuliahan, punya inisiatif untuk membangun bisnis food and beverage kenapa nggak? Pasarnya ada dan bakal terus bertumbuh," tambahnya lagi .
Hal itu diperkuat dengan hasil riset yang disajikanNicky Kusuma, selaku Vice President Sales and Marketing TOFFIN Indonesia.
Menurutnya, riset ini bakal diperlukan karena selama ini belum ada survey atau penelitian tentang industri kedai kopi di Indonesia. Untuk itu diharapkan riset ini menjadi panduan bagi pelaku bisnis kedai kopi di Indonesia.
“Kami sangat bangga bisa menjadi pihak pertama yang bisa merilis riset ini bersama dengan SWA Media Group, dan memberikan rekomendasi serta referensi yang relevan dan akurat bagi para pebisnis kedai kopi,” tutur Nicky.
Datanya, konsumsi kopi domestik Indonesia terus meningkat. "Fresh coffee consumtion di Asia menyebutkan bahwa kita menjadi nomor satu pengkonsumsi kopi segar," ulasnya di acara yang sama.
Data Tahunan Konsumsi Kopi Indonesia 2019 yang dikeluarkan oleh Global Agricultural Information Network menunjukkan proyeksi konsumsi domestik (Coffee Domestic Consumption) pada 2019/2020 mencapai 294.000 ton atau meningkat sekitar 13.9% dibandingkan konsumsi pada 2018/2019 yang mencapai 258.000 ton.
Wah banyak juga ya. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya