HAI-online.com -Salah satu hal yang kita pelajari semasa kecil adalah tentang membaca jarum jam pada jam analog.
Hal tersebut bagi beberapa orang mungkin nggak mudah dan butuh waktu untuk mempelajarinya. Namun kini, tampaknya makin banyak anak-anak yang kesulitan untuk membaca jam analog.
Di Inggris, sejumlah sekolah mulai mengganti jam analog yang biasanya terpasang di ruangan kelas, dengan jam digital karena anak-anak kini tampaknya nggak bisa membaca jam analog lagi.
MenurutDistractify,hal ini terungkapketika para siswamerasa stres saat ujian karenamereka nggak tahu lagi berapa waktu yang tersisa.
Baca Juga: 10 Cara Unik yang Dilakukan Guru Buat Cegah Muridnya Nyontek Saat Ujian
"Generasi saat ini tak pandai membaca jamanalogseperti generasi sebelumnya," kata Malcolm Trobe, wakil sekretaris jenderal di Association of School and College Leaders (ASCL).
Hal ini tentu merupakan salah satu dampakdari kemajuan teknologi.
“Mereka terbiasa melihat representasi digital dari waktu di ponsel mereka, di komputer mereka.Hampir semua yang merekatemuiadalah digital, jadi anak-anakini hanyamelihat waktusecara digital di mana-mana,” tambahnya.
Sebagaimantan kepala sekolah, ia mengatakan bahwa guru ingin meringankan beban siswa dan membuat mereka merasa sesantai mungkin, terutama saat ujian.
Baca Juga: Dari Bokong hingga Setan, Ini 10 Sekolah dengan Nama Unik di Indonesia
Oleh karena itu, mengganti jam analog dengan jam digital akan memudahkan siswa yangsedang berpacu melawan waktu.
Padahal, membacajam analog telahdiajarkan di sekolah-sekolah di Inggris, tapi para siswa tampaknya nggak sepenuhnya memahaminya.
Fakta serupa terkait dampak perkembangan teknologi terhadap kemampuan anak-anak juga pernah disampaikan pada tahun 2018 lalu.
Kepala ahli terapi okupasi anak-anak di yayasan Heart of England NHS Trust, Sally Payne, telah memperingatkan bahwa anak-anak merasa semakin sulit untuk memegang dan menggunakan pensil dan pena sebagai hasil dari ketergantungan pada teknologi.
Baca Juga: Dapet Bully di Sekolah, Siswa SMP Minggat dari Rumah Ninggalin Surat ala 13 Reasons Why!
Hal ini seolah menunjukkan bahwa ketergantungan pada teknologi mungkin telah membuat generasi-generasi penerus jadi kehilangan kemampuan dasaruntuk kehidupan sehari-hari.