HAI-Online.com -Di kala semua orang berlomba-lombamembunuh lingkungan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya, hal berbeda dilakukan seorang kakek asal Kutai Kartanegara bernama Suhendri.
Seperti yang dilansir HAI dari Kompas.com, kakek berusia 78 tahun tersebut menciptakan sebuah hutan buatan di tengah Kota Tenggarong untu menyiapkan oksigen bagi masyarakat.
"Saya menyiapkan oksigen bagi masyarakat di kota ini," ucap Suhendri menjelaskan alasan dirinya menciptakan hutan buatan di tengah Kota Tenggarong, yang telah dirintis sejak 33 tahun silam.
Awal mula terciptanya hutan buatan
Suhendri menceritakan, ide untuk menciptakan hutan buatan ini bermula ketika dia pertama kali menginjakkan kaki di Kalimantan Timur pada tahun 1971, di mana dia bekerja sebagai pekerja proyek pembangunan asrama milik perusahaan kayu.
Mengingat kala itu bisnis kayu sedang marak, kakek dua anak ini pun menyaksikan banyak pohon yang ditebang sehingga berhektar-hektar hutan menjadi gundul tanpa sisa.
"Dari situ muncul motivasi. Saya akan merawat hutan. Saya kemudian beralih jadi petani, tapi garap lahan orang lain," cerita Suhendri.
Sampai akhirnya, Suhendri membeli lahan seluas 1,5 hektar pada tahun 1979, yang kemudian dipakai untuk bertaning dengan konsep pertanian agroforestri (penggabungan pepohonan dan tanaman pertanian).
Mulai menanam berbagai jenis tanaman
Awalnya, Suhendri hanya menanami komoditas pertanian seperti cabe, sayuran, dan buah-buahan pada lahan yang dibelinya seharga Rp 100 ribu tersebut.
Hingga pada tahun 1986, dia mulai menanam berbagai jenis (pohon) kayu di antaranya damar, meranti, kapur, pinus, kayu putih, ulin, dan sengon, setelah berhasil mendapatkan bibit-bibit pohon tersebut dari Bogor, Jawa Barat.
Baca Juga: Jadi Pemenang MotoGP Malaysia, Maverick Vinales Persembahkan Gelar Juara untuk Afridza Munandar
Pernah ditawar seharga Rp 10 Miliar
Perjuangan Suhendri dalam mempertahankan hutan buatannya nggak mudah, lahan seluas 1,5 hektar miliknya pernah ditawar mencapai Rp 10 miliar oleh investor untuk dijadikan perumahan.
Menolak tawaran tersebut, Suhendri menjelaskan bahwa niatnya menjaga lingkungan dengan menanam pohon di tengah kota sudah tertanam dalam hati.
"Banyak yang datang mau beli, tapi saya tidak mau. Apalagi mau bikin perumahan, saya tidak mau, lingkungan rusak.Saya harap ada orang yang bisa melanjutkan merawat hutan ini meskipun bukan keluarga saya," tutup Suhendri.
Keren nih! Jangan mau kalah sama Kakek Suhendri sob, mulai sekarang kalau ada lahan kosong di rumah atau lingkungan kalian mending ditanami pohon aja biar makin asri. Setuju? (*)