HAI-Online.com -Pada Rabu (25/9) kemarin,sejumlah pelajar terlihat melakukan aksi unjuk rasa di sekitar Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, di mana dalam demo tersebut bergabung juga siswa SMA/SMK/STM dari kota-kota lain, salah satunya Bekasi.
Mendapat sorotan dari berbagai macam pihak karena dianggap nggak mengerti apa yang mereka suarakan dan berakhir dengan kerusuhan, Gabungan Pelajar se-Bekasi baru-baru ini memberikan pernyataan sikap terkait aksi tersebut.
Dalam rilis yang diterima oleh HAI, Perwakilan Gabungan Pelajar se-Bekasi, Kins dan Dan menulis bahwa pihaknya meminta maaf kepada mahasiswa dan masyarakat yang merasa terganggu atas kehadiran mereka, khususnya karena kericuhan.
Menurut mereka, aksi anarkis yang dilakukan pelajar sebagai bentuk tindak perlawanan atas perbuatanaparat yang memulai penyerangan terlebih dahulu.
Baca Juga: Tantang Joko Anwar Debat Secara Live, Fahri Hamzah: Yang Kalah Digampar STM?
"Kami para pelajar sebenarnya tidak ingin meluapkan kemarahan kami yang oleh aparat disebut sebagai "perusuh" jika aparat tidak memulai melakukan penyerangan kepada kami, dan kami hanya melawan semampunya dengan sekuat tenaga yang kami punya," tulis mereka.
Selain itu, mereka juga menampik kabar yang menyebut aksi tersebut ditunggangi atau dilakukan tanpa sebab yang jelas karena tindakan itu murni dilakukan untuk mengaspirasikan suara demi keadilan, dan menjadi lebih berguna bagi masyarakat.
Para pelajar ini pun mengajukan enam buah tuntutan kepada pemerintah, di antaranya:
- Tolak RKUHP, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Permasyarakatan, RUU Pertambangan Minerba,
- Batalkan UU KPK dan UU SDA yang baru disahkan,
- Sahka RUU PKS,
- Hentikan kekerasan aparat kepada mahasiswa dan pelajar,
- Tarik para aparat di Papua,
- Pemerintah harus bertanggung jawab atas kebakaran hutan di Indonesia.
Salut kalau aksi para pelajar benar-benar untuk memperjuangkan masyarakat dan kebaikan bangsa Indonesia, tapi kalau niatnya cuma iseng atau bikin rusuh doang mending nggak usah dilakukan ya. (*)