HAI-Online.com -Baru-baru ini, pengguna media sosial dihebohkan dengan beredarnya video berisi aksi sejumlah oknum polisi yangmelakukan tindak pemukulan terhadap salah seorang mahasiswa peserta demo di depan gedung DPRD Sumatera Utara pada Selasa (24/9) kemarin.
Dalam video yang dibagikan oleh akun Twitter @atikaartg, mahasiswa berjas hijau terlihat dipukuli sejumlah oknum polisi, bahkan salah satunya ada yang melepaskan tendangan sehingga membuat dia terkapar ditanah.
Baca Juga: Berkah di Tengah Aksi Demo Mahasiswa, Pedagang Asongan Bisa Kantongi Uang Hingga Rp 4 Juta
"Saya ingin meminta tolong mahasiswa yang dipukulin aparat di video ini adalah sepupu saya. Video ini asli tidak hoax. Beliau merupakan mahasiswa PTN di Kota Medan dan sekarang sedang ditahan di markas brimob Kota Medan," tulis @atikaartg dalam keterangannya.
TWITTER PLEASE DO YOUR MAGIC!!Saya ingin meminta tolong mahasiswa yg dipukulin aparat di video ini adalah sepupu saya. Video ini asli tidak hoax. Beliau merupakan mahasiswa ptn di kota medan dan sekarang sedang ditahan di markas brimob kota medan. pic.twitter.com/NMWX9NCj3sMenanggapi video yang ramai menjadi perbincangan di media sosial itu, Polda Sumatera Utara mengaku sedang mendalami dugaan kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian ketika mengamankan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumatera Utara.— Atikah Rtg (@atikaartg) 24 September 2019
Baca Juga: 7 Lagu Protes Indonesia yang Cocok Buat Didengerin di Situasi Sekarang
"Kita sedang selidiki dan proses anggota yang tidak sesuai SOP," terang Kombes Pol Tatan Dirsan Atmadja selaku Kabid Humas Polda Sumut pada Selasa malam, seperti yang dikutip HAI dari Kompas.com.
Sementara itu, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto mengatakan bahwa aksi demo menolak RUU bermasalah di Gedung DPRD Sumatera Utara pada Selasa kemarin berakhirdengan kericuhan.
Dilansir dari Tribun Medan, penanganan unjuk rasa ini sendiri telah dimulai sejak pukul 11.00 WIB hingga akhirnya ada aksi dorong-dorongan yang mengakibatkan rusaknya pagar Gedung DPRD Sumatra Utara sekitar jam 15.00 WIB.
"Mereka berusaha untuk naik pagar kami tertibkan agar tidak anarkis.Tiba-tiba ada pelemparan-pelemparan kami sudah bertahan, akhirnya karena untuk menjaga kondusifitas wilayah kita lakukan upaya paksa dengan menembakkan water canon," jelas Dadang.
Menanggapi kabar meninggalnya salah seorang mahasiswa dalam aksi demo tersebut, Dadang menegaskan bahwa itu nggak benar alias hoaks.
"Beberapa pelaku provokator sudah kita proses nanti perkembangan saya sampaikan. Jangan ada hoaks tidak ada yang meninggal dunia. Semuanya dalam keadaan baik. Korban pihak Polri masih diidentifikasi," terangnya menambahkan.
Baca Juga: Berkah di Tengah Aksi Demo Mahasiswa, Pedagang Asongan Bisa Kantongi Uang Hingga Rp 4 Juta
Lebih lanjut, Dadang berharap supaya aksi unjuk rasa ke depan bisa berjalan dengan tertib, dan mengimbau agar masyarakat tetap menaati peraturan yang ada ketika menyampaikan pendapat mereka.
"Kita harapkan Medan kondusif tidak terjadi apa-apa. Situasi saat ini baik dan lancar dan tinggal pembersihan,"tutup Dadang. (*)