HAI-Online.com -Remaja asal North Carolina, Amerika Serikat bernama David Ledbetter baru-baru ini ramai menjadi bahan perbincangan banyak orang setelah memanfaatkan antrian panjang resto cepat saji Popeyes Lousiana Kitchen untuk keperluan kampanye pemilihan umum (pemilu).
Seperti yang dilansir HAI dari Huffpost, cowok yang sebenarnya belum memiliki hak untuk memilih ini mengajak orang-orang untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan kongres di wilayah Charlotte, sebelum akhirnya dimasukkan dalam daftar.
Ketika ditanyai alasan memilih Popeyes sebagai tempat melakukan kampanye, remaja berusia 17 tahun ini mengatakan bahwa dia ramainya restoran cepat saji tersebut dalam beberapa waktu belakangan membuatnya bisa menjangkau banyak orang.
"Kami memperhatikan tren di mana orang-orang ingin mencoba chicken sandwich dari Popeyes, lalu ide untuk melakukan kampanye di sini pun muncul," terang Ledbetter, sambil ditemani salah satu kandidat dalam pemilihan dewan sekolah setempat, Stephanie Sneed.
Lebih lanjut, Ledbetter menyebut bahwa aksi tersebut dilakukan supaya anak-anak muda seperti dirinya yang sudah memiliki hak memilih bisa memanfaatkan suara merekakarena berpengaruh besar terhadap perkembangan daerah ataupun masyarakat sekitar.
"Aku pikir ini sangat penting karena itulah cara untuk menggunakan pendapat, terutama mereka yang ingin meningkatkan komunitas lokal, di mana keputusan yang dibuat berdampak langsung kepada masyarakat," terang Ledbetter.
Sontak, kampanye yang dilakukan oleh Ledbetter itu berhasil menarik perhatian masyarakat Amerika Serikat yang selama ini dikenal pasif dalam proses pemilu,di mana mereka kagum dengan semangat remaja tersebut dalam mengkampanyekan pemilu.
Menariknya, perjuangan Ledbetter dalam mengkampanyekan pemilu tersebut juga menarik perhatian Presiden ke-44 Amerika Serikat, Barack Obama.
"Lihatlah kisah tentang seorang anak muda yang melakukan pekerjaan luar biasa dan (aku) ingin membagikannya — teruskan, David!" tulis Obama.
Widih, keren nih! Semoga anak-anak muda Indonesia bisa meniru semangat David Ledbetter, dan memanfaatkan suara mereka dengan sebaik-baiknya pada proses pemilu dengan nggak menjadi golongan putih (golput). (*)