Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Puluhan Siswa Demo Tuntut Kepala Sekolah Al Jamiyatul Washliyah Medan Mundur

Kamis, 29 Agustus 2019 | 11:44
TRIBUN MEDAN/M FADLI TARADIFA

Puluhan pelajar Al Jamiyatul Washliyah melakukan aksi unjuk rasa di depan halaman sekolah, Rabu (28/8).

HAI-Online.com -Diduga lakukan tindak pelecehan seksual terhadap salah seorang anak didik, puluhan siswa Sekolah Al Jamiyatul Washliyah Medan, menuntut kepala sekolah mereka, Mulkan Hamid untuk mundur dari jabatannya.

Seperti yang dilansir HAI dari Tribun Medan, aksi demo menuntut mundurnya sang kepala sekolah ini dilakukan para siswaSekolah Al Jamiyatul Washliyah Medan pada Rabu (28/8) kemarin.

Menurut keterangan salah satu siswa kelas XII, Rusdi, pelecehan tersebut dilakukan oleh kepala sekolah ketika pergi bersama ketiga siswinya ke Pantai Cermin.

"Rekan kami, D. Diduga mendapatkan pelecehan seksual saat pergi dengan kepala sekolah. Saat itu D bersama dua rekannya diajak pergi ke pantai Cermin. Dalam mobil, D diduga dipegang paha kanannya," terang Rusdi.

Baca Juga: Keren, Hampir Separuh Lulusan UGM Tahun Ini Lulus Cum Laude

Belum berhenti sampai di situ, Rusdi menambahkan, kepala sekolah mereka diketahui memanggil D dengan panggilan sayang, dan memberikan perhatian yang nggak wajar.

"Kami mempunyai bukti capture chat kepala sekolah dengan D yang mana memanggil sayang dan perhatian-perhatian seperti itu. Guru mengajarkan supaya menghindari perzinahan.Tapi kenapa dugaan pelecehan itu bisa terjadi. Seharusnya mereka lebih bisa menahan nafsu," tambahnya.

Menanggai dugaan tersebut, Mulkan mengaku bahwa tudingan yang dituduhkan oleh para siswa kepadanya nggak benar.

Dalam keterangannya ketika ditemui di ruang penerimaan tamu sekolah, pria berusia 39 tahun ini membenarkan bahwa dia memang pergi ke Pantai Cermin bersama tiga siswi, tapi itu dilakukan dengan tujuan melakukan cek lokasi study tour.

"Jadi saat itu, mereka minta ikut untuk ngecek lokasi. Kami berangkat satu mobil dengan jumlah empat orang termaksud saya.Jika dituding memegang paha itu tidak benar.D saat itu sedang makan kerupuk dan berserakan. Saya membersihkan dengan menggunakan tisu," ujar Mulkan.

Baca Juga: Duh Takut ke Sekolah karena Belum Kerjakan PR Matematika, Siswa SD di Lumajang Ngaku Jadi Korban Penculikan

Untuk tuduhan membelai rambut D, Mulkan menjelaskan, dia saat itu menutup rambut D yang sedang tertidur dengan handuk karena muridnya itu duduk pada kursi depan, supaya nggak merasa kepanasan.

"Tidak berapa lama D tertidur, dan karena panas, saya tutup kepalanya dengan handuk. Lalu saya dituduh membelai kepalanya. Karena kan saat itu D duduk di depan," terangnya lebih lanjut.

Ketika disinggung melakukan cek lokasi tanpa membawa staff guru lain, Mulkan mengatakan karena sudah ramai sehingga dipikir aman.

"Ya memang tidak ada mengajak staff dikarenakan yang ikut sudah ramai. Dan memang D bersama rekannya ini saya dekat. Namun tidak ada bermaksud lain. D sudah saya anggap adik saya sendiri. Dan hubungan saya ya sekedar kakak dan adik," tambah Mulkan.

Sementara itu, mengomentari panggilan sayang yang diberikan kepada D, dia menyebut bahwa kata satu ini memiliki banyak arti.

"Sayang ini kan banyak arti, bisa kakak adik, bisa anak sama bapak. Bisa juga sayang terhadap murid," tutupnya sambil menjelaskan bahwa dia nggak memiliki maksud apa pun di baliknya. (*)

Tag

Editor : Alvin Bahar

Sumber Tribun Medan