HAI-Online.com – Alangkah enaknya jadi Slank. Pertama, mereka nggak perlu pusing-pusing mikirin musik seperti apa lagi yang kudu ditampilin saban kali bikin album.
Musik apapun yang dibikin, tuh album udah pasti bakal laris dibeli sama "umat" mereka, yang jumlahnya super banyak.
Cukup pikirin tema besar buat lirik-lirik yang bakal dibuat, pesan-pesan apa yang pengen disampein,... kelar, deh!
Kedua, ini yang paling enak, dengan modal puluhan album Slank sebelumnya, mereka juga nggak perlu bimbang nentuin arahan musik, pola aransemen yang pas, apalagi pola komposisi yang asik buat lagu-lagu di album terbaru.
Baca Juga: Kaka Slank: Uji Kompetensi Musisi di RUU Permusikan Dihapus Aja
Tinggal kulik-kulik lagi pola yang pernah mereka buat di materi lama, poles sana-sini, ditebelin atau dibolak-balik, dicari racikan yang paling sip, jadi deh!
Entah bener atau nggak asumsi di atas, tapi hal itu langsung terasa dan langsung terlintas di kepala, contohnya waktu dengerin lagi album keeteblas mereka yang bertitel 11 (baca: satu-satu.
HAI nggak sekali-dua kali, ngedengerin materi yang ada di album tersebut, jadinya kayak dejavu aja rasanya. Coba deh simak “Gara-Gara Kamu” yang dicomot jadi single jagoan pada tahun 2003. Mulai dari lirik hingga gaya penyajiannya langsung mengingatkan kita sama Balik-Balikkin (album Tujuh, 1997).
Biar nggak sama persis, terutama di sector sound yang kali ini udah jauh lebih matang, namun kenakalan, sentilan, plus pola metafora Slank itu bener-bener satu nafas alias mirip bener.
Lanjut lagi ke “Karikatur” yang langsung ngingetin kita ke serunya “Bang Bang Tut” (Minoritas, 1996). Bisa juga disejajarkan sama gaharnya “Utopia” (Virus, 2001) dan ada beberapa lagu lain yang nafasnya mirip, guys!
Bagaimana dengan album Slank terbaru yang ke-23 “Slanking Forever”. Nah, pengakuan Bimbim yang banyak ngasih lagu di album yang rencanaya dirilis pada Senin (9/9/2019) nanti itu, mereka tetap mengacu ke rock 70-an yang terinspirasi dari band-band asla Inggris dan Kanada.
“Kita mau bikin album pasti cari referensi. Di album Slanking Forever ini ada pengaruh dari genesis dan Rush yang kita dengerin dari Spotify, biar pas bikin lagu polanya Slank nggak melebar,” jelasnya kali ini pun mereka keluar dari studio Potlot dan merekam 10 lagu di studio bersejarah di Lokananta, Solo, Jawa Tengah.
Mungkin itu pula yang ngejelasin musik Slank selama ini, mereka ya Blues with a twist of rock n roll. Itu yang mereka sajikan selama ini. Dan, bahkan sampe sekarang, kita masih bisa percaya kalo they're one of the best when they come to it. Pasti kamu nungguin juga dong albumnya pada hari (9/9) nanti! (*)