Siswa SMA Palangkaraya Temukan Obat Kanker dari Kayu Bajakah, Guru Khawatir Hutan Kalimantan Dieksploitasi

Selasa, 13 Agustus 2019 | 17:30
Pixabay/domeckopol

Ilustrasi hutan

HAI-Online.com -Tiga orang murid SMA Negeri 2 Palangkaraya, Anggina Rafitri, Yazid, dan Aysa Aurealya Maharani beberapa waktu belakangan tengah ramai menjadi bahan pembicaraan banyak orang berkat obat temuannya.

Bayangin ajasob, tiga pelajar yang berhasil meraih medali emas pada kompetisi tingkat dunia World Invention Creativity Olympic (WICO), Seoul, Korea Selatan ini berhasil menemukan obat yang ampuh untuk mengobati kanker dari bahan kayu bajakah.

Namun, di balik penemuan cemerlang tersebut, guru pembimbing dari ketiganya, Helita merasa khawatir bahwa obat kanker ciptaan mereka nantinya akan membuat hutan di Kalimantan Tengah dieksploitasi pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan semata.

“Saya tidak mau kalau ini nanti justru akan menjadi masalah, khususnya dalam hal eksploitasi hutan Kalimantan Tengah,” ungkap Helitaketika ditemuidi SMA Negeri 2, Palangkaraya, seperti dikutip HAI dari Kompas.com.

Baca Juga: Biar Nggak Berembun, Cewek Ini Ciptakan 'Wiper' Khusus untuk Pecinta Indomie Rebus yang Berkacamata

Awalnya, keberhasilan ketiga siswa tersebut dalam menemukan obat untuk mengobati kanker bermula dari informasi Yazid, di mana ada sebuah tumbuhan di hutan Kalimantan Tengah yang kerap dipakai keluarganya, bisa menyembukan kanker.

Di bawah bimbingan sangguru, ketiga siswa tersebut lalu melakukan pengujian di laboratorium sekolah dengan mengujinya kepada tikus yang telah disuntikan zat pertumbuhan sel tumor atau kanker.

Benar saja, tikus yang diberikan air rebusan yang berasal dari akar kayu bajakah ternyata berhasil hidup sehat setelah memasuki hari ke 50, bahkan bisa berkembang biak.

KURNIA TARIGAN/KOMPAS.COM

Ketiga siswa yang berhasil juarai kompetisi dunia dengan temukan obat penyembuh kanker

Sementara itu,Prof Dr dr Aru Sudoyo selaku Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) pusat meminta masyarakat untuknggak berharap berlebihan dengan obat kanker kayu bajakah yang ditemukan oleh ketiga siswa tersebut.

""Masyarakat tidak perlu terlalu berharap tinggi dengan hasil uji coba awal begitu. Ingat, tidak ada obat yang ajaib," jelas Aru.

Meskipun begitu, pihaknya berharap supaya penemuan serta uji awal yang dilakukan oleh ketiga siswa tersebut memang benar sehingga bisa dilanjutkandan diterapkan secara langsung pada tubuh manusia.

"Saya tidak menampik, ada kemungkinan memang bisa tumbuhan itu (bajakah) digunakan untukobat kanker. Tapi banyak fase yang harus dilalui, dan semoga saja ada yang mau membantu proses penelitian tersebut berlanjut," tambahnya.

Wah, dilema juga ya sob. Kalau pendapat kalian sendiri gimana nih? (*)

Tag

Editor : Alvin Bahar

Sumber Kompas.com