HAI-Online.com -Pada 18 hingga 24 April 1955, Indonesia menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika bersama sejumlah negara yang baru saja memperoleh kemerdekaan seperti Sri Lanka (Ceylon), Myanmar (Burma), India, dan Pakistan di Gedung Merdeka, Bandung.
Bertujuan mempromosikan kerjasama ekonomi serta kebudayaan Asia-Afrika,dan juga melawan kolonialisme atau neokonoliasme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lain, KTT Asia-Afrika menghasilkan Dasasila Bandung.
Fyi aja nih sob, Dasasila Bandung sendiri berisi tentang pernyataan mengenai dukungan bagi kerukunan dan kerjasama dunia, di mana pada bagian dalamnya dimasukkan prinsip-prinsip Piagam PBB dan Nehru.
Selain Dasasila Bandung, KTT Asia-Afrika 1955 juga menjadi cikal bakal terbentuknya Gerakan Non-Blok pada tahun 1961.
Baca Juga: Young Lex Dianggap Ambil Lirik Firgiawan Ramaulana 'Seterahdeh' Tanpa Izin
Kesepakatan yang diraih dalam KTT Asia-Afrika 1955 tentu saja nggak lepas dari kecerdasan para petinggi masing-masing negara yang hadir dan menjadi wakil untuk melakukan perundingan.
Di sisi lain, ada juga sejumlah pekerjaan yang seringkali dianggap remeh banyak orang kala itu, tetapi turut berperan besar dalam kesuksesan KTT Asia-Afrika 1955, di antaranya:
1. Gadis Pengedar Lilin
2. Pengangkut Kertas Sidang
Juga mereka, para pengangkut kertas sidang.Jalannya Konferensi Asia Afrika bisa saja tersendat jika mereka lambat mengantarnya. pic.twitter.com/W5hZf6ixfE— Potret Lawas (@potretlawas) 25 Juli 2019
3. Petugas Urusan Perairminuman
Yang tak kalah krusial: petugas urusan perairminuman.Ada ratusan orang dari setidaknya 29 negara datang ke Bandung saat itu. Semua minum dg gelas, macam Menlu Cina Zhou Enlai tsb! pic.twitter.com/6aIHlIz1bs— Potret Lawas (@potretlawas) 25 Juli 2019
4. Pembantu Umum
Penutup nih. Para pembantu umum Konferensi Asia Afrika.Kerjanya bisa dibilang yang paling banyak. Dari mengangkat dan menyediakan kursi semacam ini, beberes ruangan, hingga cuci². pic.twitter.com/4tPFXyqSVLDari sini kita bisa belajar sob untuk nggak membeda-bedakan dan menghargai semua orang, entah apapun pekerjaannya. Setuju? (*)— Potret Lawas (@potretlawas) 26 Juli 2019