Gundala Bukan Film Superhero, Tapi Jadi Penanda Lahirnya 'MCU Indonesia'

Rabu, 29 Mei 2019 | 14:45
Nada/HAI

Sutradara dan pemeran film Gundala

HAI-ONLINE.COM - Kenal sama Gundala? Sosok ini lahir sebagai jagoan Indonesia, yang diciptakan oleh Hasmi Suraminata sebagai tokoh yang muncul pertama kali pada tahun 1969 dalam komik Gundala Putra Petir.

Pada tahun ini, Joko Anwar yang merupakan sutradara serta penulis skenario Indonesia pun membangunkan kembali jagoan Indonesia ini dalam filmnya yang berjudul “Gundala”. Dari film Gundala Joko Anwar menyatakan, bahwa Gundala akan menjadi pembuka untuk Jagat Sinema Bumilangit yang menampilkan Jagoan Indonesia. Mirip-mirip kayak Marvel Cinematic Universe gitu, lah.

Penayangan Gundala pada 29 Agustus 2019 mendatang, menjadikan 2019 disebut-sebut sebagai tahun emas Gundala dikarenakan penayangannya yang bertepatan dengan 50 tahun sejak kelahiran karakter tersebut . Dalam pengerjaan skenario secara detail, Joko Anwar selaku sutradara menyatakan bahwa Gundala memakan waktu selama dua tahun, dan untuk pengambilan gambar secara menyeluruh selama 53 hari yang di isi dengan total pemain kolosal berjumlah 1.800 orang. Nggak main-main, dalam pengolahan film yang bisa dikatakan bergenre adventure itu pun berhasil dilaksanakan pada 70 lokasi syuting yang berbeda.

“Mau nggak mau kita harus mengambil lokasi yang banyak banget, karena perjalanan karakter Sancaka dari kecil hingga dewasa itu panjang banget,” papar Joko.

Baca Juga: Meski Punya 2,6 Juta Followers, Kaos Jualan Selebgram Ini Cuma Laku Sedikit

Diberi sentuhan dua efek internasional

Pastinya pada tau dong kalo kehebatan film superhero nggak lepas dari dukungan visual effect yang bermain di dalamnya? Begitu juga Gundala yang menggunakan dua special effect yang berbeda yaitu practical effect dan CGI.

Joko Anwar memaparkan perbandingan dari dua effect tersebut, bahwa Gundala lebih banyak menggunakan practical effect, dengan total shoot yang membutuhkan visual effect sebanyak 600 buah.

Dari kebutuhan tersebut, Gundala memiliki total 12 vendor. Sebagian dari mereka merupakan vendor dari luar negeri yang sudah berpengalaman dalam pengerjaan film-film superhero ternama.

Namun sayangnya Joko Anwar enggan mengatakan nama dari vendor tersebut dengan melempar lelucon agar khalayak tidak memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap Gundala yang ditangani oleh vendor tersebut.

Dengan angka kebutuhan penggunaan visual effect yang cukup besar, Joko Anwar juga menyebutkan bahwa ada beberapa vendor luar yang mematok harga cukup besar tergantung dengan kebutuhan-kebutuhan film yang akan dipenuhi.

Menghindari kekurangan budget, para aktor Gundala seperti Abimana yang berperan sebagai Gundala menyebutkan bahwa dirinya harus melakukan sendiri skenario-skenario di lapangan secara langsung.

Bukan film superhero

Nada/HAI

Joko Anwar, sutradara Gundala

Harapan yang terletak dalam film Gundala dari pihak kreator sendiri ialah memberikan pengalaman sinematik yang besar kepada penonton melalui Gundala.

Banyaknya kemunculan film-film superhero Amerika yang cukup mengguncang pecinta film, menjadikan tahun ini sebagai tahunnya film superhero.

Namun pada Gundala, Joko menekankan bahwa ia nggak pernah menyatakan Gundala merupakan sebuah film superhero.

“Sejak awal kita menyatakan ini film jagoan Indonesia, film patriot,” paparnya.

Yap, soalnya Gundala mencoba memberikan cerita, karakter, dan perasaan yang lebih relevan dengan spesifik film Indonesia.Jadi, disebut film superhero sepertinya kurang cukup ya? Duh, jadi nggak sabar buat nonton filmnya!

Penulis: Nada Aprillia

Tag

Editor : Alvin Bahar