Curhatan Anak SMA Saat WhatsApp dan Instagram Down: Harus Kontak Nyokap Lewat Email!

Kamis, 23 Mei 2019 | 15:30
HAI

Anak SMA dan smartphone-nya.

HAI-online.com - Sehubungan dengan diumumkannya rekapitulasi hasil pemilu oleh KPU, yang menimbulkan adanya kekecewaan dan berujung dengan tindakan kerusuhan yang terjadi di beberapa titik wilayah di DKI Jakarta, akibatnya, nggak cuma orang kantoran aja yang jadi susah berangkat ngantor karena beberapa akses jalan ditutup, tapi juga ke kita-kita yang aktif di sosial media.

Untuk menghindari penyebaran hoax, foto-foto mengenani kerusuhan yang bisa menimbulkan ketakutan berita-berita yang menggiring opini publik, pemerintah memblokir beberapa situs media sosial seperti Instagram dan Whatsapp.

Selama tanggal 22 Mei kemarin, banyak yang mengeluhkan susahnya mendapatkan informasi lewat sosial media karena proses pemblokiran tersebut.

Maksud dan tujuan pemerintah sebenarnya hanya ingin mengantisipasi penyebaran hoax lewat media sosial, sehingga semua orang hanya mendapatkan berita dari penanyangan berita di televisi aja.

Tapi sebagai pelajar SMA, yang notabene perlu banget sosial media, entah untuk komunikasi denga orang tua, ngirim tugas ke teman, atau sekedar buka Instagram sebagai sarana hiburan, tentu ini jadi masalah.

Gimana sih pendapat dan solusi dari mereka yang harus susah karena diblokirnya WA dan Instagram oleh pemerintah?

Baca Juga: Dilarang Ikut Demo, Pelajar SMK Ini Tewas Saat Demo di Petamburan

“Bikin emosi, rasanya mau marah-marah aja tau nggak, yaudahlah akhirnya gua mengatasinya dengan download VPN”, curhat Elisabeth salah satu siswi SMA di Jakarta. Selain Elisabeth ada juga teman nya yang mengeluhkan hal serupa karena diblokirnya situs Whatsapp dan Instagram oleh pemerintah.

“Sebel banget karena yang kena jadi semuanya,padahal harusnya yang upload-upload hoax aja yang internetnya langsung diblok, dan katanya akan begini terus sampai tanggal 25 Mei yaampun.. bikin makin emosi cuman yaudahlah, akhirnya gue juga download VPN, ya bisa sih meskipun tetep agak lemot,” curhat siswa SMA lain bernama Nafta.

“Nggak ada cara lain selain download VPN”, sahut Ben dan Tantyo siswa SMA di bilangan Jakarta Selatan ini kompak.

“Yaa meskipun gue pribadi bukan orang yang fanatik banget sama Instagram, jadi gue lebih ke nggak terganggu banget sih” sambung Ben lagi.

Nah, menurut Samuel Tandang, Ia bahkan sampai harus berkomunikasi lewat Email sama nyokapnya!

“Gue sampai harus un-install Instagram karena Instagram gue nggak bisa direfresh dan justru ngefreeze. Keganggu juga buat komunikasi sama nyokap, akhirnya buat sekedar ngasih pesan singkat, ngabarin posisi gue dimana, gue berkomunikasi lewat email sama nyokap. Ngestop hoax pun kayaknya nggak deh, karena masih ada sosial media yang lain kan, yang bahkan ada beritanya kayak LINE atau web-web berita yang lainnya.”

Ada juga yang pake Wifi

Tapi ternyata ada kok yang nggak harus mengambil VPN sebagai jalan pintas dari masalah koneksi internet kemarin.

“Kalau WA, bikin susah iya. Instagram nggak terlalu berpengaruh sih untuk gue. Karena gue pribadi buka Instagram pakai wifi rumah jadi masih oke-oke aja, nggak perlu VPN segala. Menurut gue juga pemerintah upayanya kurang maksimal karena cuma beberapa media sosial kayak Instagram dan Whatsapp doang, dan gue pribadi kurang percaya sama berita nasional, jadi nggak ada dampak yang signifikan” jelas seorang cowok SMA bernama Bagas.

Di balik itu semua tetep ada nilai positif yang bisa diambil kok, “Kita bisa main sosial media yang lain yang nggak down, dan sebisa mungkin nggak ikut menyebarkan dan kemakan hoax yang beredar di media sosial lain. Karena dengan nggak percaya dan nggak nyebarin hoax, kita juga udah bantu pemerintah jaga Indonesia kan”, sahut Melanie Rosaria siswi SMA Negeri di Jakarta dengan positive thinking.

Tentu saja ada maksud baik di balik diblokirnya situs Instagram dan Whatsapp. Walaupun kita jadi susah sehari-dua hari karenanya, akan lebih berharga persatuan Indonesia yang harus dijaga dari provokasi dan hoax. Stay positive thinking!

Penulis: Felisitas Anya, SMA Kolese Gonzaga

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya