HAI-ONLINE.COM - Kematian itu pasti terjadi, hanya saja, manusia nggak bisa menebak kapan mereka akan mengembuskan nafas terakhirnya.
Namun dalam beberapa kasus, manusia bisa tahu kalau diri mereka akan mati, seperti contohnya, mereka akan dibunuh atua mereka bakal menjalani hukuman mati. Saat-saat ini biasanya digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan terakhirnya.
Baca Juga : Cuma Ngegas Kok Disebut Sport? Ternyata Ini Alasan Balapan Bisa Disebut Sebagai Olahraga
Berikut ini adalah 5 pesan terakhir yang mengharukan dari manusia yang menghadapi kematian:
1. Surat Terakhir dari Otto Simmonds
Otto Simmonds adalah orang Jerman yang memiliki darah Yahudi. Ia ditangkap oleh Nazi di Perancis dan dibawa ke kamp Drancy yang menampung lebih dari 70 ribu tahanan.
Pada Agustus 1942, Otto dijadwalkan pergi ke Auschwitz. Di dalam kereta, ia menuliskan surat untuk keluarganya.
Ia melempar keluar kertas surat itu dari jendela kereta. Kertas itu ditemukan oleh pekerja di rel dan langsung memberikannya kepada istri Otto, Marthe.
Begini isi suratnya:
"Kesayanganku, aku sedang berada di jalan menuju Polandia. Nggak ada yang bisa membanmtu, aku sudah mencoba segalanya. Kayaknya, kereta ini pergi ke Metz. Ada 50 orang di dalam satu kereta. Kamu harus jadi berani. Aku akan berani juga. Cinta, Otto."
Otto nggak pernah ditemukan. Surat itu menjadi satu-satunya bukti cinta Otto terhadap istrinya. Keluarga Otto kemudian mendonasikan surat itu ke Holocaust Memorial Museum pada 2010.
2. Isaac Avery
Isaac Avery adalah seorang prajurit yang berperang saat masa American Civil War di Pertempuran Gettysburg. Perang itu menjadi saksi dari kematian 50 ribu korban jiwa.
Ketika bertempur, Isaac Avery harus tertembak di bagian leher. Ia pun sudah sangat sekarat, dan mengambil sebuah kertas untuk menjadi pesan terakhir buat keluarganya.
Dengan tangan kanannya ia mengambil pensil dari kantung bajunya. "Jenderal, tolong katakan kepada ayahku bahwa aku meninggal menghadap ke musuh-musuhku."
3. Kecelakaan Kapal Selam Kursk
Pada 12 Agustus 2000, sebuah kapal selam milik Rusia bernama Kursk, sedang berada di Perairan Barents. Namun terjadi kecelakaan, ada satu bagian dari kapal selam itu yang meledak, akhirnya, Kursk pun tenggelam ke dasar lautan.
Kala itu, Rusia langsung berusaha untuk menyelamatkan semua orang yang ada di dalam kapal selam tersebut. Namun, Vladimir Putin menolak adanya bantuan dari negara lain.
Sampai akhirnya, Putin mengalah dan meminta bantuan dari negara lain. Norwegia dan Inggris langsung terjun ke dasar laut untuk berusaha menyelamatkan orang-orang yang ada di dalam kapal selam.
Mereka terlambat, ke-118 awak yang ada di dalam kapal selam telah meninggal dunia.
Salah satu orang yang meninggak, Dmitry Kolesnikov, menulis pesan terakhirnya: "15.45, ini sangat gelap untukku menulis, namun aku mencoba untuk menyentuhnya. Sepertinya tidak ada kesempatan, mungkin hanya 10 atau 20 persen. Kami berharap, seseorang akan membaca ini."