Setelah Video Siswa SMP Sawer Guru Viral, Dinas Pendidikan Bakal Intensifkan Pendidikan Karakter

Selasa, 26 Maret 2019 | 11:54
Instagram / lambe_turah

Siswa-siswa kelas XI SMP Maha Prajna berperilaku nggak sopan kepada guru mereka.

HAI-Online.com -Seperti diberitain HAI sebelumnya, pengguna media sosial sempat dihebohkan dengan video unggahan akun Instagram @lambe_turah berisi aksi kurang terpuji sejumlah siswa yang terlihat seperti sedang menyawer guru mereka di depan kelas, pada Jumat lalu (22/3).

Sambil menyanyikan lagi Jangan Menangis Untukku milik Luvia, sekitar 8 orang siswa nampak mengerubungi seorang guru yang berada di depan kelas, sambil berjoget dan menggoyangkan tangan ke atas sambil memegang uang seperti orang sedang nyawer.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, video yang hingga kini telah ditonton olehlebih dari 2,8 juta orang tersebut tenyata diambil di dalam salah satu ruang kelas dari SMP Maha Prajna, Clincing, Jakarta Utara.

Menurut keterangan yang diberikan oleh Momon Sulaeman selaku Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara, kejadian ini berlangsung pada Jumat pagi, dan dilakukan oleh murid kelas IX pada guru pengampu Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ).

Baca Juga : Vokalis Pertama Slipknot Ngaku Kalo Dirinya Ogah Gabung Ke Band Lagi

"Kejadiannya pada Jumat kemarin sekitar pukul 09.30 WIB.(Dilakukan murid) kelas IX pada guru (pengampu) Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ)," ujar Momon seperti yang dikutip HAI dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Momon menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan nantinya akan lebih mengintensifkan pendidikan karakter di SMP Maha Prajna sebagai bentuk tindak lanjut atas kejadian tersebut.

"Kami akan mengintensifkan pembinaan kepada yayasan, kepala sekolah, guru dan siswa. Ini berkaitan dengan karakter, sekolah harus menumbuhkan karakter baik dan menghilangkan karakter buruk," terangnya lebih lanjut.

Selain itu, Momon juga memberikan kepada para murid untuk selalu menghormati guru-guru yang selama ini telah mendidik mereka.

"Sebab, prestasi akademik, olahraga dan seni tidak akan berarti jika memiliki perilaku tercela," tutup Momon.

Ya, semoga aja kejadian serupa nggak kembali terulang di dunia pendidikan Indonesia sob. Tapi kalau menurut kalian sendiri gimana nih, kira-kira hukuman apa sih yang sebaiknya diberikan kepada siswa-siswa di atas? (*)

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya