Konflik Panjang Mahasiswa UINAM vs Parkiran Kampus: Dari Harus Bayar hingga Ban Motor Dikempesin

Kamis, 14 Maret 2019 | 14:30
Tribun Gowa

Unjuk rasa mahasiswa UINAM yang menolak parkir berbayar pada tahun 2016 lalu.

HAI-Online.com -Bukan karena hobi bentrok dengan kampus lain, mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) beberapatahun terakhir sering menarik perhatian dari berbagai macam pihak akibat konflikterkait parkiran di dalam kampus mereka.

Sebut saja pada tahun 2016 lalu, ratusan mahasiswa sampai turun melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran di kampus II UIN Samata karena pihak kampus mengeluarkan wacana parkir berbayar di dalam area kampus.

Seperti yang dikutip HAI dari Tribun Gowa, kala itu pihak kampus dikabarkan akan mematok tarif sebesar Rp 1.000 untuk mahasiswa yang menggunakan motor, dan Rp 2.000 bagi pengguna mobil apabila peraturan tersebut benar-benar diterapkan.

Bahkan, Aliansi Mahasiswa UIN Alauddin Makassar sempat membuat petisi demi menggagalkan penerapan parkir berbayar, karena wacana tersebut dinilai diterapkan hanya untuk membantu pelunasan hutang pihak kampus di berbagai instansi swasta.

Baca Juga : Mbok Djum, 'Penyelamat Perut' Mahasiswa UNS, Meninggal Dunia

"Sesungguhnya kebijakan ini adalah bentuk komersialisasi ruang kehidupan kampus dan diduga, hasil dari parkir berbayar salah satunya akan digunakan untuk mengumpulkan dana pelunasan utang UIN Alauddin Makassar di berbagai Instansi Swasta," tulis mereka dalam petisinya.

Untungnya, pihak kampus pun akhirnya menghentikan rencana pemberlakuan parkir berbayar itu seiring banyaknya aksi penolakan yang dilakukan oleh mahasiswanya.

SempitnyaLahan Parkir

Seusai wacana penerapan parkir berbayar berhasil digagalkan, setahun kemudian muncul parkiran UIN Alauddin Makassar kembali menjadi sorotan setelah kendaraan- kendaraan yang terparkir terlihat semrawut dan nggak tertata dengan rapi.

Seperti yang dikutip HAI dari berita-sulsel.com, semrawutnya parkiran di UINAM membuat mahasiswa harus memindahkan satu per satu motor apabila ingin keluar, dan menyebabkan kemacetan ketika mereka hendak meninggalkan kampus.

Padahal menurut mahasiswi Fakultas Syari'ah dan Hukum bernama Ratna, sebenarnya ada lahan kosong di belakang FakultasTarbiyah dan Keguruan, namun kebanyakan mereka enggan untuk parkir di sana karena malas berjalan jauh.

"Di belakang Fakultas Tarbiyah dan Keguruan terlihat kosong, namun kebanyakan mahasiswa memilih parkir didekat area gedung C, agar tidak terlalu jauh jalan,” terang Ratna.

Sebenarnya selama ini udah banyak permintaan mahasiswa yang meminta pihak kampus untuk memperlebar lahan parkir, namun menurut Ratna hal itu akan berakhir sia-sia apabila rekan satu kampusnya nggak memiliki kesadaran memarkirkan kendaraannya secara tertib.

Baca Juga : Kayak Ketemu Gebetan! Kocaknya Aksi Salah Tingkah Presiden Jokowi saat Bertemu Miss Universe

Pihak Kampus Turun Tangan

Untuk mengatasi semrawutnya parkiran, pihak UINAM diketahui telah menyiapkan lahan parkir khusus untuk mahasiswa demi menghindari kemacetan yang sebelumnya pernah terjadi, dan menjaga kelancaran aktivitas di area kampus.

Namun karena mereka tetap nggak memarkirkan kendaraannya dengan benar, pihak keamanan pun akhirnya diturunkan untuk memberikan sanksi berupa pengempesan ban motor bagi siapa saja yang parkir sembarangan, baik dosen ataupun mahasiswa.

"Sebenarnya teguran pertama itu diberi tanda seperti dibunyikan sempritan tetapi banyak mahasiswa yang tetapnggak mempedulikannyajadi kami dari pihak keamanan mengambil tidakan yang bisa memberi efek jera," terang Satpam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Ilyas dikutip dariRakyatSulsel.co. (*)

Tag

Editor : Alvin Bahar