Hari Musik Nasional: 5 Lagu Daerah yang Mesti Lo Tau Asal-usulnya

Jumat, 08 Maret 2019 | 14:00
Kompas.com / Ira Rachmawati

Banyuwangi Jazz Patrol selalu membawakan lagu lagu daerah Banyuwangi setiap tampil.

HAI-Online.com - Nggak bisa dipungkiri, seiring perkembangan zaman, banyak masyarakat Indonesia yang udah mulai melupakan atau bahkan malah nggak kenal sama sekali dengan lagu-lagu dari daerah mereka masing-masing. Padahal, Hari Musik Nasional diperingati setiap tahun.

Padahal, lagu-lagu daerah sudah selayaknya dilestarikan oleh generasi muda supaya bisa tetap eksis di tengah-tengah musik modern, dan keberadaannya nggak hilang ditelan zaman, bener nggak sob?

Maka dari itu, buat merayakan Hari Musik Nasional yang diperingati 9 Maret besok, kali ini HAI bakal ngebantu untuk membangkitkan memori mengenai asal-usul dari sejumlah lagu daerah di Indonesia.

Lagu apa aja, dan bagaimana asal-usulnya? Daripada penasaran, langsung simak aja yuk jawabannya di bawah ini!

1. Jali-Jali

Meski sangat lekat dengan masyarakat Betawi, lagu daerah dari ibukota Jakarta ini diyakini lahir dan dikembangkan oleh etnis Tionghua Jakarta melalui musik tradisional mereka yang bernama gambang kromong.

Menurut catatan sejarah, lagu ini pertama kali dipopulerkan oleh M. Sagi yang merupakan seorang pimpinan dari orkes keroncong, lewat permainan biolanya pada tahun 1942.

FYI aja nih, jali-jali sendiri merupakan tanaman khas yang hampir selalu ada pada setiap halaman rumah tradisional masyarakat Betawi, dan sering dibuat menjadi olahan makanan dengan nama yang sama.

Baca Juga : Gara-Gara Film 'Leaving Neverland', Lagu Michael Jackson Kini Dicekal

2. Ampar-Ampar Pisang

Lagu daerah Kalimantan Selatan ini ternyata secara nggak sengaja tercipta setelah masyarakat setempat secara iseng menyanyikan tembang untuk menemani mereka yang kala itu tengah membuat sebuah kue dari pisang bernama Rimpi.

Isi dari lagu Ampar-Ampar Pisang sendiri menceritakan binatang kecil dengan sebutan bari-bari yang senang mengerubuti buah pisang yang sedang diampar (disusun).

Selain itu, lagu ini juga sering digunakan untuk menakuti anak-anak pencuri kue rimpi yang tengah dijemur di bawah sinar matahari, karena pada bagian akhir lagu terdapat kata-kata dikitip bidiwang (digigit biawak).

3. Gundul Pacul

Diciptakan oleh Sunan Kalijaga dan R.C Hardjosubroto pada tahun 1400'an, lagu yang berasal dari daerah Jawa Tengah ini mengandung sejumlah filosofi pada tiap-tiap potongan bait, di antaranya:

Gundul-gundul pacul gembelengan menjelaskan bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota, melainkan membawa pacul untuk mencangkul (berupaya menyejahterakan rakyat).

Sementara itu, nyunggi-nyunggi wakul dilambangkan sebagai bentuk sikap yang tiba-tiba berubah menjadi sombong hati ketika diberi kepercayaan untuk menjunjung amanah dari rakyatnya.

Sedangkan wakul ngglimpang segane dadi sak latar menggambarkan bahwa amanah yang diberikan oleh masyarakat tersebut hancur karena kesombongan hati sehingga hasilnya menjadi berantakan dan nggak bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat.

4. Yamko Rambe Yamko

Meskipun memiliki irama penuh semangat, makna syair lagu Yamko Rambe Yamko sendiri sebenarnya menceritakan kesedihan akibat peperangan, terlebih karena pertikaian dan perlawanan bangsa Indonesia terhadap para penjajah.

Selain itu, dalam lagu ini ada sebuah lirik berbunyi 'bunga bangsa' yang dimaksudkan untuk pahlawan-pahlawan yang telah berjuang dan rela berkorban, bahkan sampai meninggal demi mempertahankan Indonesia dari tangan para penjajah.

5. Butet

Sama seperti halnya Yamko Rambe Yamko, lagu dari daerah Sumatera Utara ini terinspirasi dari kisah perjuangan masyarakat Indonesia ketika memperebutkan wilayah Tapanuli dari tangan penjajah.

Apabila dilihat dari liriknya, lagu Butet menceritak tentang seorang ibu yang bernyanyi agar putrinya sabar menunggu kepulangan sang ayah yang sedang berjuang melawan penjajah Belanda di medan perang.

Di sisi lain, sang ayah yang juga rindu kepada si anak perempuan tersebut berharap supaya putrinya tetap sabar dalam menunggu kabar ataupun surat darinya, sambil berjanji untuk segera pulang setelah mengalahkan penjajah.

Itu dia sob asal-usul dari sejumlah lagu daerah di Indonesia, ternyata beberapa di antaranya bermakna dalam ya sob!Maka dari itu kita sebagai generasi muda harus terus melestarikannya, dan jangan sampai lagu-lagu daerah ini sampai hilang ditelan zaman.

Selamat Hari Musik Nasional! (*)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya