HAI-Online.com -Kisah dari mahasiswaUniversitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Aceh bernama Rina Muharrami beberapa waktu belakangan tengah ramai menjadi bahan perbincangan banyak orang, khususnya para pengguna media sosial.
Semua bermula saat akun Instagram resmi dari UIN Ar-Raniry Aceh membagikan video saat ayah Rina menggantikan posisi mahasiswi jurusan Pendidikan Kimia tersebutdalam prosesi penyerahan ijazah karena sang anak sudah terlebih dahulu meninggal karena sakit sebelum upacara wisuda.
Seperti yang dikutip HAI dariKompas.com, putri sulung dari pasangan Nurbayaini dan Bukhari tersebut terserang gejala tifus ketika dalam proses pengerjaan skripsinya.
Bahkan, satu hari sebelum jadwal sidang pada Kamis (24/1), Rina diketahui sempat meminta izin kepada dosen pembimbingnya melalui WhatsApp untuk nggak mengikuti sidang skripsi karena sakit yang dideritanya.
Baca Juga : Profesor Harvard Buktikan Kebahagiaan Bisa 'Dibeli' dengan Uang
"Rina minta maaf tidak dapat ikut sidang besok karena sakit, lalu saya balas kepada Rina untuk mohon diusahakan kalau besok sehat agar dapat mengikuti sidang skripsi ke kampus," terang Dr. Sri Suyanta, M.Ag selaku dosen pembimbing Rina.
Hingga akhirnya, Rina memutuskan untuk tetap menjalani sidang skripsi setelah pihak rumah sakit memberitahu bahwa dirinya nggak jarus menjalani rawat inap.
“Saya tanya ke Rina bagaimana kondisi sakitnya. Rina bilang, tidak rawat inap dan hari ini juga bisa pulang karena sudah sembuh. Nah 'berarti besok kamu bisa ikut sidang kan', saya tanya. Rina menjawab, 'Insya Allah Pak'," ujar Sri.
Lebih lanjut, Sri juga menjelaskan bahwa bimbingannya tersebut datang satu jam lebih awal dari jadwal sidang yang seharusnya baru dimulai pukul 12.00 WIB.
"Jadwal sidangnya mulai pukul 12.00 WIB, pukul 11.00 WIB, Rina sudah lebih awal menunggu di depan ruangan sidang, kemudian proses sidang berlangsung. Alhamdulillah, Rina selesai dengan hasil yang memuaskan,”tambahnya.
Meskipun hasil sidangterbilangmemuaskan, Sri sendiri mengaku bahwa Rina sempat beberapa kali ditegur dosen penguji karena pandangannya sering kosong, namun tetap bisa menjawab pertanyaan dengan baik.
"Jadwal sidangnya mulai pukul 12.00 WIB, pukul 11.00 WIB, Rina sudah lebih awal menunggu di depan ruangan sidang, kemudian proses sidang berlangsung. Alhamdulillah, Rina selesai dengan hasil yang memuaskan,” tutupnya.
Baca Juga : Pecahan 'Sendu Melagu' Bakal Muncul di Album Kedua Barasuara
Sayangnya, kondisi kesehatan Rina langsng menurun drastis setelah menjalani sidang skripsi, dan dinyatakan meninggal oleh pihak Rumah Sakit Meraxa di Banda Aceh pada 5 Februari lalu.
“Saat Rina meninggal saya hanya sedih saja, tapi kemarin saya tidak sanggup menahan air mata karena melihat suasana mahasiswa lain yang didampingi orang tua mereka,"ujar ayah Rina, Bukhari.
"Mungkin inilah kebanggaan yang terakhir dapat saya persembahkan untuk almarhumah untuk ikut menggantikan saat wisuda dan ijazahnya akan menjadi kenang-kenangan bagi kami keluarga untuk selamanya," tambahnya.
Salut buat perjuangan Rina yang tetap menyelesaikan skripsinya meski dalam kondisi serupa. Semoga kisah dari Rina bisa menjadi pemicu semangat buat kalian-kalian yang saat ini tengah mengerjakan skripsi ya sob! (*)