Mengenang BIMA Satria Garuda, Kamen Rider Ciptaan Reino Barack

Rabu, 27 Februari 2019 | 15:45
Instagram / reinobarack

Reino Barack

HAI-Online.com - Ada yang masih ingat BIMA Satria Garuda? 'Kamen Rider' ini ternyata ciptaan Reino Barack, lho!

Meskipun udah nggak tayang lagi di televisi, BIMA Satria Garuda berhasil menjadi tokusatsu yang membangkitkan kerinduan anak tahun 90'an dengan pahlawan super asli Jepang, Kamen Rider.

Berikut HAI udah mengumpulkan sejumlah fakta terkait superhero 'BIMA Satria Garuda' buatan Reino Barack.

1. Alasan BIMA Satria Garuda Diciptakan

Dalam keterangannya pada Jakarta Marketing Week enam tahun silam, Reino menjelaskan bahwa tujuannya membuat BIMA Satria Garuda adalah untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh sejumlah pahlawan super asli Indonesia seperti Saras 008 ataupun Panji Tengkorak.

"Saya merasa, anak-anak Indonesia memang kehilangan sosok superhero, dan masih belum ada pengganti Saras 008, Panji Tengkorak dan lain-lainnya. Kalau pun saat ini ada, hype produk itu sudah dinominasi western, Disney, Nickeledeon dan lainnya," terang Reino.

Maka dari itu, pria kelahiran Jakarta tersebut kemudian memutuskan untuk membuat BIMA Satria Garuda setelah melihat adanya kesempatan untuk membangun sosok superhero yang udah lama hilang dari Indonesia.

"Saya lihat ada kesempatan yang bisa digarap di Indoneasia, maka saya membangun figure yang sudah lama menghilang itu," tambahnya.

2. Bekerja Sama dengan Ishimori Production

Untuk menyukseskan idenya tersebut, Reino Barack kemudian bekerja sama dengan salah satu perusahaan produksi asal Jepang, Ishimori Production dalam proses penggarapan tokusatsu BIMA Satria Garuda.

FYI aja nih, Ishimori Production sendiri merupakan perusahaan produksi yang sebelumnya udah khatam dalam pembuatan sejumlah tokusatsu di antaranya Kikaider, Inazuman, Ganbare!! Robocon, dan juga Kamen Rider.

3. Memperkenalkan Indonesia

Selain membangkitkan kenangan akan superhero-superhero lawas, BIMA Satria Garuda ternyata memiliki misi untuk memperkenalkan daerah-daerah di Indonesia kepada para penonton, lewat lokasi syuting yang dipilih.

Hal ini disampaikan langsung oleh salah satu aktor pemeran utama dalam tokusatsu asli Indonesia tersebut, Christian Loho dalam wawancaranya dengan HAI pada tahun 2013 lalu.

"Kita syutingnya pindah-pindah, pernah di Monas, Bundaran HI. Untuk mengenalkan Indonesia," terang aktor yang memerankan karakter Ray dan juga Bima tersebut.

4. Bawa Pengaruh Positif bagi Anak-anak

Nggak cuma mengisi kekosongan dan juga memperkenalkan Indonesia aja, kehadiran BIMA Satria Garuda sendiri bertujuan untuk memberi pengaruh positif kepada para penonton, khususnya anak-anak supaya memiliki jiwa sosial yang tinggi.

"Bima itu punya jiwa sosial yang tinggi, sangat sayang kepada keluarganya. Karena Ray (Bima) punya hutang budi kepada keluarga Iskandar, jadi itulah sebabnya Ia sayang dengan keluarga, keluarga Iskandar dan peduli dengan sesama manusia," terang salah satu pemeran, Rayhan Febrian saat berkunjung ke markas HAI.

Senada dengan Rayhan, Adhitya Alkatiri yang memerankan Mikhail the Mysterious Boy menilai bahwa sikap kekeluargaan dan semangat tolong menolong Bima mampu memberi contoh baik bagi anak-anak.

"Bima itu sosok pahlawan baru Indonesiadengan jiwa sosial tinggi. Jiwa kekeluargaannya sangat besar. Dia sangat membantu untuk keluarganya dia, Bima itu membantu banyak umat manusia di film ini. Sikap Bima itu patut dicontoh buat anak-anak di Indonesia," terang Adhit.

5. SempatMengisi Layar Lebar

Nggak cuma menghiasi layar kaca, BIMA Satria Garuda juga sukses menjadi tokusatsu pertama yang berhasi mengisi bioskop-bioskop seluruh Indonesia, lewat film berjudul Satria Heroes: Revenge of Darkness.

Menariknya, penggarapan film tersebut dipimpin oleh sutradara sejumlah serial Kamen Rider, Kenzo Maihara dengan dibantu Arnandha Wyanto, dan beberapa proses pengambilan gambar diambil langsung di Jepang. (*)

Editor : Alvin Bahar