Sampai Februari 2019 ini Senggaknya Udah Ada 4 Kasus Kekerasan di Institusi Pendidikan

Senin, 25 Februari 2019 | 16:59
iStockphoto

Ilustrasi kekerasan di dunia pendidikan

HAI-Online.com -Dunia pendidikan Indonesia sempat diterpa sejumlah kabar miringterkait adanya beberapa kasus kekerasan yang terjadi dalam lingkungan belajar mengajar.

Mirisnya lagi, kekerasan yang terjadi dalam institusi pendidikan nggak cuma terjadi di tingkat SMA maupun universitas aja, pelajar-pelajar pada level Sekolah Menengah Pertama (SMP) pun secara mengejutkan juga ikut terlibat.

Apa saja sih kasusnya?

Berikutsejumlah kasus kekerasan dalam institusi pendidikan Indonesia di tahun 2019, yang telah dirangkum HAI dari berbagai macam sumber.

1. ATKP Makassar

Kompas.com / Hendra Cipto

Jenazah taruna ATKP Aldama Putra Pangkolan disemayamkan di rumah duka di kompleks AURI Sultan Hasanuddin, Makassar, Rabu (6/2/2019).

Awal Februari (3/2), seorang taruna dari Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar bernama Aldama Putra Pangkolan (19) ditemukan meninggal dunia dengan kondisi tubuh penuh lebam.

Awalnya, pihak kampus ATKP mengatakan kalau korbantewas karena terjatuh di kamar mandi, namun Menteri Perhubungan RI menyampaikan bahwa Aldama tewas karena dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oleh seniornya.

Seperti yang dikutip HAI dari Tribun Makassar,Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo mengungkapkan bahwa alasan pelaku menganiaya Aldama karena korbanmelanggar aturan dengan nggak menggunakan helm.

Pihak penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar pun menetapkanMuhammadRusdy sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal.

Baca Juga : Belum Banyak Yang Tahu Kalau Hot Wheels Rilis Versi Yang Bisa Dipasangin Go Pro

2. SMK Negeri 3 Yogyakarta

Tribun Jogja / Noristera Pawestri

Siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta, OS meminta maaf kepada Sujiyanto atas aksi tidak sopan yang dilakukannya pada Kamis (21/2).

Pengguna media sosial dihebohkan dengan sebuahvideosiswa SMKNegeri 3Yogyakarta (OS), yang terlihat menantang gurunya, Sujiyanto karena merasa nggak terima ponsel miliknya disita, pada Rabu (20/2).

"Mana ponselku?" kata siswa tersebut kepada sang guru dalam Bahasa Jawa, sambil melakukan dorongan.

Mirisnya lagi, murid lain yang tengah berada di dalam kelas hanya tertawa dan bahkan sampai memberikan tepuk tangan atas tindakan kurang ajar yang dilakukan oleh siswa tersebut.

Setelah menjadi sorotan dan mendapatkan kecaman dari berbagaipihak, OS akhirnya telah meminta maaf atas tindakan kurang ajar kepada sang guru dengan disaksikan oleh pihak kepolisian, Kamis (21/2).

"Saya menyesal telah melakukan ini dan tidak akan mengulanginya lagi. Saya minta maaf pak," kata OS sambil menjabat dan mencium tangan dari Sujiyanto.

"Jangan diulangi lagi lho. Kemarin sudah janji, jangan diulangi lagi ya," jawab Sujiyanto menggunakan Bahasa Jawa sebelum akhirnya memeluk anak didiknya.

3. SMP PGRI Wringanom Gresik

Kompas.com / Hamzah Arfah

Nur Khalim (kiri) dan AA (tengah), siswa PGRI Wringinanom, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dalam mediasi yang dilakukan di kantor Polsek Wringinanom, Minggu (10/2/2019).

Beberapa waktu lalu, pengguna media sosial dihebohkan dengan video seorang siswa SMP PGRI Wringanom Gresik bernama AA yang terlihat menantang gurunya, Nur Khalim setelah mendapat teguran karena merokok di dalam kelas.

Sama seperti kasus yang terjadi di SMK Negeri Yogyakarta, murid-murid lain dalam kelas hanya diam menonton, merekam dengan ponsel masing-masing, serta menertawakan tindakan kurang ajar AA kepada Nur Khalim.

Nggak lama setelah video ini viral, kasus tersebut akhirnya berakhir secara damai setelah pihak orangtua dariAAtelah meminta maaf kepadaNur Khalimatas tindakan nggak sopan yang dilakukan oleh anaknya.

Nur Khalim dan AA memutuskan untuk menyelesaikan masalahdengan jalan damai, lewat mediasi bersamapihak sekolah, Dinas Pendidikan Gresik, Yayasan PGRI Gresik, perwakilan Kementerian Sosial, dan perwakilan Unit Pelaksana Terpadu Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Jawa Timur.

Ada dua pertimbangan yang membuat kasus ini berakhir damai, di antaranya karena AA sebentar lagi akan mengkuti ujian nasional, dan juga Nur Khalim mengaku bertanggung jawab atas tindakan anak didiknya.

4. SMP Negeri 2 Galesong Selatan

Instagram / makassar_iinfo

Pengguna media sosial dihebohkan dengan video penganiyaan yang diduga dilakukan oleh siswa SMP Negeri 2 Galesong, Sulawesi Selatan

Pada 9 Februari lalu, seorang staff SMP Negeri Galesong bernama Faisal Pole harus mengalami luka bocor pada bagian kepala setelah mengalami tindak pengeroyokkan yang dilakukan oleh empat siwa dan seorang wali murid.

Semua bermula saat Faisal menampar salah seorang siswa yang menghina dirinya dengan sebutan 'naj*s' dan juga 'anj*ng' ketika di tengah memungut sampah di luar ruangan kelas.

Merasa nggak terima, siswa yang ditampar itu langsung pulang untuk memberitahu sang ayah, sebelum akhirnya datang kembali ke sekolah untuk menghampiri serta membuat perhitungan kepada Faisal

Atas kejadian tersebut, empat siswa itu akhirnya dikeluarkan setelah pihak sekolah menggelar rapat bersama seluruh guru, orangtua siswa, dewan pendidikan, dan seluruh instansi terkait pada Selasa (12/2).

Baca Juga : Sukses Jadi Film Terlaris Kedua, Dilan 1991 Targetkan 7 Juta Penonton

Nah, itu dia sob sejumlah kasus kekerasan dalam institusi pendidikan Indonesia di tahun 2019. Kalau berkaca dari kasus-kasusdi atas, menurut kalian sebenarnya apa sih yang salah dengan sistem pendidikan di Indonesia?

Terlepas dari itu, semoga kasus serupa nggak kembali terulang sehingga dunia pendidikan Indonesia bisa bersih dari yang namanya kekerasan ya sob! (*)

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya