HAI-ONLINE.COM - Pada era yang sering disebut post modern ini, pertunjukan musik hadir dalam berbagai bentuk yang beragam. Salah satunya adalah pertunjukan musik yang fenomenal dari komunitas Jogja Noise Bombing (JNB). JNB adalah sebuah kolektif yang fokus untuk membuat bebunyian dan mengolah kebisingan menjadi sebuah bentuk karya estetis. Bunyi-bunyian dan kebisingan yang diperoleh dari lingkungan sekitar dan juga suara dari alat-alat elektronik sengaja dimanipulasi untuk menghasilkan musik ber-genre noise.Sekumpulan orang-orang yang kini tergabung dalam komunitas Jogja Noise Bombing, mengawali aktivitas mereka dengan aksi ilegal hingga kemudian mendapatkan kesempatan untuk membuat acara khusus bagi musik yang mereka mainkan.
Baca Juga : Jangan Dikit-dikit Ngaku Insomnia, Mungkin Cuma Perubahan Iklim AjaMelalui komunitas Jogja Noise Bombing, noise yang semula dikenal sebagai sesuatu yang bising dan mengganggu pendengaran, kini diolah menjadi sebuah musik dan sebuah fenomena musik yang mampu mengundang perhatian masyarakat di dalam maupun di luar kota Yogjakarta. Mereka menawarkan suatu kultur alternatif baru bag yang merindukan pergerakan-pergerakan musik bawah tanah. Melalui permainan musik yang dipelajari secara otodidak, improvisasi bebas tanpa batas beserta pemahaman teknis dari masing-masing alat dan sumber bunyinya menjadi acuan utama dalam membuat karya noise mereka.
Jogja Noise Bombing Festival
Jogja Noise Bombing Festival merupakan sebuah pertunjukan noise/eksperimental yang digagas oleh Jogja Noise Bombing untuk merayakan dan mengenalkan kepada publik yang lebih luas tentang noise, distorsi, tools, performance dan eksistensi noise maker di Yogyakarta. Jogja Noise Bombing Festival adalah kegiatan yang melibatkan para pelaku, pemerhati, dan penikmat kebisingan di Yogyakarta. Acara ini merupakan agenda tahunan dari Jogja Noise Bombing sejak 2013 lalu. Di tahun 2019 ini para penampil yang akan ikut berpartisipasi berasal dari 14 negara antara lain berasal dari Serbia, Jepang, USA, Kanada, Malaysia, Singapura, Perancis, Korea Selatan, Italia, Spanyol, Brazil, Jerman, Siberia serta dari Indonesia (Samarinda, Malang, Solo, Surabaya, Denpasar, Jakarta dan tentunya Yogyakarta). Festival ini akan diselenggarakan selama dua hari mulai 26 - 27 Januari 2019, dengan rincian:Street Noise Bombing (Memainkan Musik Noise di Area Publik)Hari/Tanggal: Sabtu, 26 Januari 2019Pukul : 15.00 – 18.0 WIB.Lokasi : Area publik kota YogyakartaPenampil : 1. Karnivulgar (Surabaya)2. Bergegas Mati (Malang)3. Anxiety Alone4. NRYY (Japan)5. Doa Dan Dosa (Solo)6. Giga Destroyer7. ASU(USA)8. Naoto Yamagishi (Japan)Peluncuran Buku Jogja Noise Bombing: From The Street To The StageHari/Tanggal: Sabtu, 26 Januari 2019Pukul : 19.00 – 22.00 WIB.Lokasi : IVAA, Gang Hiperkes 188 A-B Jalan Ireda, Dipowinatan Keparakan, Keparakan, Mergangsan, YogyakartaPembicara : Sean Stellfox, Indra Menus, Soni Triantoro, Azzief KhaliqPenampil :1. Mahamboro x Tesla Manaf2. Eira3. Made Dharma4. Pierre Pierre Pierre (France)Pertunjukan Jogja Noise BombingHari/Tanggal : Minggu, 27 Januari 2019Pukul : 15.00 – 22.00 WIB.Lokasi : Amphitheater Taman Budaya YogyakartaPenampil : 1. Ignaz Schick (Germany)2. Womboom (Malang)3. Yapok Yakutia (Brazil/Siberia)4. SitbQ (South Korea)5. PGR (Italy)6. Dios De Techno (Spain)7. Yuko Araki (Japan)8. George Rahi (Canada)9. Tenggara Trio x Darren Moore (Indonesia/Malaysia/Singapore)10. Theonugraha x LNDG (Samarinda/Jakarta)11.JagaJaga (Bali)12. Logic Lost (Jakarta)13. Kumah (Serbia)