5 Fakta Tentang Film Dokumenter Coldplay 'A Head Full of Dreams'

Jumat, 16 November 2018 | 21:12
James Marcus Haney

Coldplay

HAI-online.com -Setelah berkarir selama kurang lebih 20 tahun dalam duniamusik, kisah perjalanan band asal Inggris,Coldplay, akan hadir dalamfilm dokumenter.

Band rock alternatif yangberanggotakan Chris Martin, Jonny Buckland, Guy Berryman, dan Will Champion ini awalnya memakai nama Pectrolaz. Lalu setahun kemudian berganti nama menjadi Starfish, dan baru di tahun 1998 mereka menggunakan nama Coldplay.

Selama perjalanan karir mereka, Coldplay telah menghasilkan 7 album studio dan 1 mini album. Album ke-7 mereka 'A Head Full of Dreams',juga dijadikan judul dari film dokumenter arahan sutradara Mat Whitecross ini. Apa saja fakta-fakta mengenai film dokumenter ini? Cek langsung yuk!

Baca Juga : Coldplay Bocorin Kalo Mereka Bakal Kerjakan Album Baru Tahun Depan

1. Sutradaranya Ikrib Banget sama Coldplay

hungertv.com
hungertv.com

Mat Whitecross

Film dokumenter ini dibuat dari rekaman-rekaman mereka selama 20 tahun terakhir dan disutradarai oleh Mat Whitecross.

Matsendiri sudah mengenal semua personel Coldplay sejak di bangku kuliah, sebelum mereka memutuskan membentuk sebuah band.

Sepanjang itu, Whitecross mengabadikan berbagai kegiatan Coldplay dan kini ia berhasil menggabungkan cuplikan-cuplikan mulai dari awal karier yang masih begitu sederhana hingga bernyanyi di stadion-stadion besar di berbagai negara ke dalam sebuah film.

Mat juga menjadi sutradara video klip untuk beberapa lagu Coldplay seperti‘Paradise’, ‘A Sky Full Of Stars’dan‘Adventure Of A Lifetime’.Selain itu Mat adalah orang dibalik film dokumenter Oasis, 'Supersonic', sertafilm drama komediSpike Islanddan biopic Ian Dury,Sex & Drugs & Rock & Roll.

2. Merangkum 20 tahun perjalanan Coldplay

Film ini menggambarkan Coldplay tidak hanya sebagai band besar dengan sejumlah karyanya yang mendunia, tapi juga menggambarkan kedekatan mereka secara personal di luar dunia pekerjaan.

Kedekatan hubungan personal antar-personel Coldplay memang sudahnggak diragukan lagi. Mereka berempat sudah bersama sejak awal band ini berdiri dan telah melalui 20 tahun lebih perjalanan karier.

3. Cuma tayang sehari

Film A Head Full of Dreams hanya tayang satu hari di layar bioskop, yakni Rabu (14/11/2018). Penayangannya dilakukan di lebih dari 2.000 bioskop di 70 negara di dunia, termasuk Indonesia.

Meskipun hanya ditayangkan dalam waktu satu hari, namun film ini mampu menduduki jajaran atas film bioskop di beberapa negara pada hari itu.

Dikutip dari Deadline, Film A Head Full of Dreams menjadi box office pertama di Belanda, dan nomor dua di negara Inggris, Australia, dan Italia, sementara di Amerika menempati posisi kelima. Dengan jumlah penonton mencapai 300.000.

4. Raup 3,5 juta dollar AS

Film dokumenter ini mampu meraup pendapatan hingga 3,5 juta dolar atau lebih dari Rp 50 miliar hanya dalam waktu satu hari penayangan.

Padahal, infomasi resmi mengenai film ini baru diumumkan sebulan sebelum film tayang, tepatnya 12 Oktober 2018 melalui media sosial dan situs resmi Coldplay. Ini menjadi bukti bahwa Coldplay benar-benar band besar yang memiliki penggemar tersebar di seluruh penjuru dunia.

5. Tanggapan penonton

Hal ini dibuktikan dengan berbagai ungkapan penggemarnya di Twitter yang berasal dari berbagai negara, misalnya Meksiko.

"Saya sudah melihat #AHFODFilm Coldplay dari Hermosillo, Meksiko dan saya menikmati setiap detik dilm itu. Saya teringat ketika mendengarkan 'Clocks' pada 2002 dulu, dan semenjak itu Coldplay menjadi band favorit saya di dunia. Saya harap dapat menikmati lagi 20 tahun atau lebih kebersamaan mereka. Terima kasih, Mat!" tulis akun @zach_Araiza.

Ada juga komentar yang datang dari negeri Brazil yang ditulis oleh @gabsrodriguees_.

"Kami meninggalkan bioskop dan kami menangis, tertawa, dan bergitu bergembira. Terima kasih banyak telah menjadikan kami satu keluarga. Kami sangat mencintaimu. Cinta dari Brazil!" tulisnya.

Komentar serupa juga datang dari banyak netizen lain, mulai dari Finlandia, Spanyol, Polandia, Perancis, Indonesia, Hungaria, dan lainnya.

Editor : Rizki Ramadan

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya