Follow Us

Banjir Informasi Di Masa Bencana Bisa Bawa Musibah Tersendiri. Perhatikan 6 Tips Ini

Rizki Ramadan - Rabu, 31 Oktober 2018 | 18:21
tips mengonsumsi informasi di masa bencana
Istock

tips mengonsumsi informasi di masa bencana

Lembaga-lembaga resmi itu pasti punya divisi humas dan media sosial yang bekerja ekstra di saat bencana terjadi. Mereka bakal rutin mengirim kabar resmi yang dikirim oleh tim di lapangan.

“Sebisa mungkin akses dari sumber informasi pertama atau sumber otoritatif seperti BNPB, lembaga resmi pemerintah, NGO Terpercaya, atau individu yang memang kredibel, dll,” lanjut Justito.

  1. Jangan like atau retweet informasi yang ngaco. Langsung report aja!
Ini juga penting nih, kalau kamu nemu informasi yang udah lo yakini itu salah banget. Maka jangan lo tanggepin. Kadang-kadang kita gatel untuk mengolok-olok si pemberi informasi tersebut di hadapan temen-temen followers kita. Tapi coba pikir lagi deh, buat apa sih kita ngasih ‘panggung’ untuk informasi yang ngaco.

Kalau pun mau sebar, kamu mesti kasih tau dengan baik kalau info tersebut salah dan kamu mesti ngasih tahu versi benarnya.

Nah, aksi terbaik yang perlu lo lakukan adalah langsung klik tombol report. Sekarang ini tiap media sosial pasti punya fitur tersebut. Semakin banyak yang report semakin cepat juga informasi salah itu dihapus oleh admin pusat

Kalau lo nemu media nasional yang ngaco pemberitaannya, bisa langsung laporin ke Dewan Pers (@dewanpers). Kami di Hai pun siap ditegur dan dijewer kok kalau ada pemberitaan yang ngelewatin batas~

  1. Pikir Dua Kali Sebelum Share Informasi
Saat baca informasi kita bisa mendadak emosional dan jadi reaktif ingin ikut mengutarakan pendapat dan berbagi informasi juga. Tapi, coba pikir-pikir lagi deh. Kalau pendapat atau informasi itu emang penting, boleh deh disampein. Kalau sekedar uneg-uneg, lo mesti pikir dua kali.

“Nggak perlu terlalu aktif di media sosial berbicara tentang bencana tersebut. Semakin banyak percapakan, semakin besar kemungkinan distraksi atas penyaluran informasi primer tentang bencana itu,” papar Justito

Selain itu, Tito juga ngingetin kita untuk nggak asal analisis kejadian. Kalau lo nggak punya kredibilitas, otoritas serta kecukupan data untuk analisis, lebih baik jangan deh.

“Kalau nggak bisa, serahkan analisis pada mereka yang otoritatif dan kompeten,” lanjut Justito.

  1. Jangan melebih-lebihkan atau dramatisasi informasi
Menyebut bencana sebagai azab atau mengait-kaikannya dengan urusan politik itu nggak bisa membuat keadaan lebih baik, bro. informasi-informasi seperti itu malah bikin ruwet keadaan.

Udah gitu, coba deh lo posisikan diri sebagai kerabat korban. Lo nggak mau kan kecelakaan yang menimpa keluarganya itu disebabkan oleh sesuatu yang lebay yang cuma ada di imajinasi lo aja.

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

Latest