Follow Us

Review First Man: Pertunjukan Unik Tentang Manusia Pertama di Bulan

HAI Internship - Rabu, 10 Oktober 2018 | 17:54
Ryan Gosling
Universal Pictures

Ryan Gosling

HAI-Online.com - Ngomongin soal film bertemakan ruang angkasa atau space exploration, film apa sih yang paling ngena buat lo? Terkecuali lo yang seorang pegiat bumi datar, mungkin 2001: A Space Odyssey, Interstellar dan Gravity masih jadi yang terbaik ya?

Pantes aja sih, Interstellar dan Gravity lahir dari tangan dingin seorang Stanley Kubrick, Christopher Nolan dan Alfonso Cuaron yang membawa standard baru yang personal ke dalam genre film space exploration. Dan hal itu juga yang kayaknya mendorong Damien Chazelle, sang sutradara Whiplash dan La La Land untuk ikutan bikin film sejenis.

Kali ini kisah yang diangkat lebih ke arah autobiografi gitu. Adalah kisahnya Neil Armstrong, astronot pertama dari NASA yang berhasil menginjakan kaki di bulan dalam misi Apollo 11.

Baca Juga : 3 Hal yang Nggak Lo Tau Soal Manusia Pertama di Bulan dari Film First Man!

Kisah Armstrong sendiri udah diadaptasi ke dalam beberapa hal, macam film Apollo 13, In The Shadow of The Moon, dan serial tv dokumenter Apollo 11.

Namun, First Man ini nggak bisa disamain kayak pendahulunya, sob. First Man ngasih warna dan pendekatan yang berbeda tentang kisah Armstrong ini. Sebagian besar filmnya bahkan nggak menunjukan ruang angkasa sama sekali.

Diadaptasi dari biografi karya Jame R. Hansen, First Man menceritakan tentang proses ambisi Amerika Serikat untuk bisa membalap Uni Soviet dalam pertarungan ruang angkasa.

Tapi bukan kisah kemenangan Neil yang berhasil sampai ke bulan yang jadi fokus utama cerita, atau kisah patriotisme Amerika Serikat yang selama ini selalu tampil blak-blakan dalam film Hollywood. Tapi tentang bagaimana proses Neil, NASA, dan orang di sekelilingnya dalam mempersiapkan ambisi tersebut untuk jadi nyata.

Bagaimana dalam proses yang berlangsung sekitar 1 dekade ini, punya harga-harga yang harus dibayar. First Man menjelajahi tentang perjalanan hidup Neil Armstrong secara personal, kisah-kisah yang nggak diketahui publik sebelumnya. Tentang siapa sebenarnya pahlawan negeri Sam itu.

Personal

Ryan Gosling dan Claire Foy
Universal Pictures

Ryan Gosling dan Claire Foy

Cara Chazelle membingkai kisah Neil Armstrong super unik. Pendekatan yang ia lakukan sangat personal, menjadikan Neil sebagai spotlight film. Neil digambarkan sebagai seorang ayah khas tahun 60-an. Logis dan tidak terbiasa bertindak dengan emosi.

Neil menjadi fokus utama dalam film, dengan berbagai permasalahan yang ia alami, mulai dari masalah personal sampai profesional. Chazelle membawa penonton untuk ikut dalam perjalanan hidup Neil sejak tahun 61, awal mula ia bergabung menjadi astronot di proyek Gemini.

Penonton kayak diajak buat ikutan kisah hidup Neil dengan dekat banget. Tokoh-tokoh di sekitar Neil, kayak Janet (Claire Foy) istrinya, atau rekan-rekannya di NASA, kayak pelengkap yang untungnya nggak gampang dilupakan.

Ada elemen keluarga dalam film ini, tentang gimana Janet serta anak-anaknya, bisa bertahan hidup sebagai keluarga astronot. Bahwa apa yang dilakukan Neil tuh bahaya banget, nggak cuman sekali dua kali seorang astronot tiba-tiba tewas saat tugas. Ketakutan ini ditampilkan banget dalam film ini, dan gimana cara mereka mengatasinya.

Penampilan Claire Foy di sini kerasa banget, sob. Foy menunjukan dirinya khas ibu-ibu suburban yang mandiri, dan bisa ngejaga keluarganya tetap baik-baik aja. Dan masa ketika dia struggle dengan kondisi suaminya yang nggak pasti bakal hidup atau mati setiap abis menjalani sebuah misi, kerasa kuat dan keren parah.

Selain itu, ada juga kisah soal Karen Armstrong, anak Neil yang meninggal waktu umurnya 3 tahun karena tumor otak, yang digambarkan jadi alasan terbesar Neil untuk mau memulai kembali semuanya. Kisah tentang seorang ayah yang kehilangan anaknya, dan dia nggak bisa mengungkapkan sakit hatinya ke siapa pun bahkan istrinya, jadi faktor terbesar yang membentuk Neil yang sekarang.

Baca Juga : Ryan Gosling Jadi Orang Pertama yang Mendarat di Bulan, Bakal Kontroversi Nggak Ya?

Semua hal di atas bisa tersampaikan dengan baik nggak lepas dari penampilan gemilang Ryan Gosling. Gosling bener-bener bisa membawakan sosok Neil Armstrong yang sebenernya sensitif, jadi begitu flat di depan orang lain. Penampilan Gosling bener-bener bagus dan bisa narik penonton untuk ikutan bersimpati sama doi.

Pace lambat dan penggambaran detil

Ryan Gosling
Universal Pictures

Ryan Gosling

Keputusan buat membuat film drama yang begitu personal, dalam kurun waktu tertentu, dan berorientasi pada kisah proses, pastinya harus membutuhkan pace yang lambat. Dengan begitu, penggambaran jadi beneran detil dan penonton bisa menikmati serta mencerna sosok tokoh tersebut.

Hal itu yang kerasa banget dalam film ini. Chazelle pake pace yang bener-bener lambat, dan agak loncat-loncat. Kebanyakan adegan Neil dikasih ruang yang cukup lama, dengan penonton cuman ngeliat dari perspektif Neil apa yang sedang dia lakukan.

Pace yang lambat dan fokus yang terlalu fokus pada seorang subjek, pastinya agak ngeselin juga sih. Menurut HAI nih, film ini agak membosankan di beberapa bagian. Apalagi karena nggak ada elemen ketegangan yang muncul, pas nonton ini pikiran HAI sampe agak ngalor ngidul gitu.

Baca Juga : Menjawab Tuduhan Anti Amerika, First Man Rilis Trailer Baru Ketiga!

Tapi untungnya, Chazelle juga memberikan gambaran yang detil banget tentang cara kerja seorang astronot. Teknik found footage sering banget dipakai. Apalagi saat astronot berada di dalam kokpit kapal ruang angkasa yang super sempit, dan cuman bisa ngeliat tombol mesin dan kegelapan tak terbatas.

Teknik found footage ini juga memperlihatkan gimana ketika astronot terbang landas dan mendarat, lengkap dengan goncangan-goncangan yang nggak ngotak, dan bikin kepala super keliyengan. Hal ini makin kerasa mantap dengan scoring gubahan Justin Hurwitz, musisi langganan Chazelle.

Hal ini jadi begitu menakjubkan ketika dilakukan buat menggambarkan ruang angkasa. Penonton dikasih perspektif serupa perspektif Neil, dari dalam helmnya, memandang bulan dan angkasa luas. Dengan keheningan total, dan cuman suara napas aja yang kedengeran, bikin pemandangan dataran bulan dan bentuk bumi bulat, jadi luar biasa megah.

Dan film ini ditutup dengan kemegahan itu. Pesona bulan yang unik, dan kemegahan bumi yang terlihat istimewa, Chazelle mengakhiri film dengan klimaks Neil yang seakan-akan berhasil melepaskan sosok Karen dari bayang-bayangnya selama ini, saat berada di bulan.

Saat Neil udah nyampe bulan, ya Neil udah finish. Film ini juga udah nyampe finish. Dan cerita yang kita liat ini adalah proses lombanya, untuk mencapai garis finish. Dan jujur aja, HAI sih ngerasa film ini beneran keren. Elemen drama yang kuat, ditambah fantasi yang realistis, nggak heran lah ya kalo film ini beneran jadi saingan kuat di Oscars tahun depan.

Dibintangi sama Ryan Gosling, Claire Foy, Jason Clarke, Kyle Chandler, Corey Stoll, Patrick Fugit, Christopher Abbott, dan Ciaran Hinds. First Man dijadwalkan rilis di bioskop Indonesia mulai hari ini, 10 Oktober 2018.

Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa/ HAI

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest