Follow Us

Di Jakarta ada kawasan Pasar Senen Sampai Pasar Minggu. Tapi Kemana Pasar Selasa dan Pasar Sabtu?

- Kamis, 16 Maret 2017 | 03:00
Pasar Senen, ternyata pasar

Pasar Senen, ternyata pasar

Nama pasar berdasarkan nama-nama hari emang jadi ciri khas kota Jakarta. Tapi dari mana asal usul nama itu?

Warga kota Jakarta pasti kenal sama kawasan pasar dengan nama-nama hari. Ada Pasar Senen, Pasar Rebo, Pasar Kemis, Pasar Jumat, dan Pasar Minggu. Ternyata emang ada sejarah di balik nama-nama itu, Dulu, waktu Jakarta masih bernama Batavia, menurut arsip kolonial, pasar di Jakarta pertama kali didirikan oleh seorang tuan tanah berdarah Belanda bernama Justinus Vinck di bagian selatan Castle Batavia pada tahun 1730-an.

Dialah yang membagi-bagi dan mendirikan pasar di wilayah Batavia supaya nggak buka setiap hari. Caranya dengan membuka setiap pasar di wilayah yang berbeda di hari yang berbeda pula. Sebut saja Pasar Senen, Pasar Minggu dan Pasar Rebo yang hingga kini masih eksis keberadaannya di ibu kota. Namun ternyata ada juga Pasar Kamis dan Pasar Jumat yang mulai dilupakan dan pasar Selasa dan Sabtu yang mungkin sudah berubah nama. Terus, kemana pasar Selasa dan Sabtu? Banyak yang menyebut bahwa dua nama hari itu yakni Selasa dan Sabtu memang nggak digunakan sebagai nama pasar di wilayah Batavia. Hal ini dikarenakan kepercayaan masyarakat tempo dulu bahwa hari Selasa dan Sabtu adalah hari sial sehingga orang dilarang bepergian pada hari itu. Tapi, cerita itu nggak bener. Di Batavia, pernah ada kok pasar Selasa dan Sabtu. Jadi pasar pertama di Batavia itu bernama Vincke Passer yang sekarang dikenal dengan nama Pasar Senen. Vincke Passer lah yang pertama kali menerapkan sistem jual beli dengan menggunakan uang sebagai alat jual beli yang sah. Kemudian pada abad ke-19 atau di tahun 1801 pemerintah VOC memberikan kebijakan dalam perizinan membangun pasar kepada tuan tanah. Namun dengan peraturan pasar yang didirikan dibedakan menurut harinya. Vincke Passer buka setiap hari Senin, sehingga orang pribumi sering menyebut Vincke Passer sebagai Pasar Senen dan hingga saat ini nama tersebut masih melekat hingga diabadikan menjadi sebuah nama daerah. Selain Vincke Passer yang buka hari Senin, ada juga pasar yang buka hari Selasa yakni Pasar Koja, pasar yang buka setiap hari Rabu adalah Pasar Rebo yang kini menjadi Pasar Induk Kramatjati. Kemudian pasar yang buka setiap hari Kamis adalah Mester Passer yang kini disebut Pasar Jatinegara. Selanjutnya ada beberapa pasar yang buka di hari Jumat, sebut saja pasar Lebakbulus, Pasar Klender dan Pasar Cimanggis. "Untuk Pasar Sabtu, atau pasar yang bukanya setiap hari Sabtu adalah Pasar Tanah Abang. Sedangkan Pasar Minggu atau yang dulu dikenal dengan sebutan Tanjung Oost Passer buka pada hari Minggu," ujar Yahya. Perbedaan pengoperasian pasar ini dilakukan bukan tanpa alasan. Dengan alasan keamanan serta faktor untuk mempermudah orang dalam berkunjung dan lebih mengenal suatu pasar. Bila ada yang membuka pasar tidak sesuai aturan tersebut. Sayangnya, kebijakan berlakunya hari kerja pasar tak berlangsung lama. Sebab sejak VOC bangkrut akibat banyak pejabat yang korupsi, pemerintahan Belanda di Batavia diambil alih oleh Kerajaan Hindia-Belanda. Sejak zaman Hindia-Belanda, peraturan hari kerja pasar tidak diberlakukan, hingga sebagian besar pasar buka setiap hari, meski terlanjur menyandang nama hari sebagai nama pasar. Di zaman Hindia-Belanda pada akhir abad ke-19 inilah kemudian banyak bermunculan pasar-pasar baru yang lebih modern, seperti Passer Baroe, Passer Glodok, Toko Merah. Pasar-pasar yang muncul di era abad ke-19 akhir hingga awal abad ke-20 menjadi inspirasi lahirnya supermarket dan juga mal. Namun seiring berjalannya waktu, Pasar Selasa kini lebih tenar disebut sebagai Pasar Koja, sedangkan Pasar Sabtu menjadi Pasar Tanah Abang.

Editor : Hai Online

Baca Lainnya

Latest