Follow Us

Berusia Setengah Abad Lebih, Barbershop Bernuansa Retro Ini Asik untuk Anak Muda

Rizki Ramadan - Sabtu, 05 November 2016 | 09:00
Pangkas Rambut Nasional, Banjarmasin
Rizki Ramadan

Pangkas Rambut Nasional, Banjarmasin

Beberapa tahun bekangan ini, barbershop jadi happening. Tiba-tiba, banyak banget barbershop muncul. Pemiliknya adalah anak muda. Nuansanya pun jadi kekinian, bahkan banyak tuh yang nempelin barbershop sama kafe atau bahkan bengkel motor-motor café racer. Berkunjung ke barbershop bukan lagi sekadar untuk memangkas rambut, tetapi juga merasakan vibe dari barbershop tersebut.

Ngomong-ngomong soal vibe, HAI baru aja nemu barbershop yang asik. Saat sedang jalan-jalan di Banjarmasin, Kalimantan, menyusuri Jalan Hasanuddin untuk berburu buku-buku bekas, HAI melihat ada sebuah barbershop yang menampilkan kesan retro. Nggak cuma dari jenis kursi, nuansa interior ruangnya, poster-poster contoh gaya rambut, dan alat-alat cukurnya saja, tempat pangkas rambut ini juga terrasa retro karena yang jadi juru cukurnya adalah mereka yang berusia di atas 50 tahun.

Tempat itu bernama Pangkas Rambut Nasional. Letak tepatnya adalah di Jalan Hassanuddin no 23, berada di seberang kios-kios penjual buku depan pasar Sudimampir. Tempatnya yang bernuansa biru itu nggak luas, hanya sekitar 5x5 meter. Ada 9 kursi berjejer membentuk huruf L. Tiap kursi di sana ada namanya, kita bisa memilih mau dicukur oleh siapa.

HAI memilih dicukur oleh pak Hanan Ibrahim.

“Tempat ini sudah lama, ya pak? Dari kapan?” tanya HAI, Pak Hanan dengan lincah menyiapkan alat-alat cukurnya.

“Wah, sudah lama. Sudah lebih dari 50 tahun. Saya sendiri sudah bekerja di sini 25 tahun,” kata bapak asal Madura yang sudah jadi juru cukur selama 40 tahun ini.

“Kalau saya sudah kerja 36 tahun.” Pak Rusdiansyah, juru cukur lainnya ikut bercerita.

foto Hj Ramlah sang pendiri Pangkas Rambut Nasional. Liat deh gambar pilihan model potong rambutnya. Jadul-jadul kece!
Pak Hanan lanjut bercerita, kios pangkas rambut ini didirikan oleh almarhum Haji Ramli serta istrinya Hajah Ramlah, pasangan asal Madura yang merantau ke Banjarmasin. O ya, sekedar info, sementara di pulau Jawa juru cukur itu didominasi oleh mereka yang asli Garut, di Kalimantan, orang Madura lah yang meraja.

Para juru cukur di sini adalah pria-pria yang loyal dengan tempat kerjanya. Tak hanya pak Hanan dan Pak Rusdiansyah saja yang sudah bekerja puluhan tahun, tetapi juga sembilan juru cukur lainnya.

“Tapi ada yang sudah pergi, ada yang sudah meninggal juga,” papar Pak Hanan.

ini dia para juru cukurnya
Dalam satu hari, tiap juru cukur bisa memangkas rambut 5-10 pelanggan. Kebanyakan memang pria dewasa, tapi tak sedikit juga anak muda yang datang. Maklum, ongkos cukurnya murah. Cuma Rp 10 ribu plus Rp 10 ribu lagi kalau lo pengen ngerasain pijatan ciamik di punggung dan kepala.

Karena sudah melayani sejak lama, sudah banyak orang yang memercayakan rambutnya ini pada para juru cukur di Nasional, termasuk para pejabat. Itulah mengapa sekarang ini mereka bisa menerima cukur panggilan. Nggak cuma pejabat aja kok yang bisa manggil, lo pun juga bisa. Catat aja tuh nomor telpon para juru cukur yang sengaja ditempel di cermin.

Asik kan? Nah, kalau lagi main ke Banjarmasin, jangan lupa mampir ke sini! HAI sudah membuktikannya, hasil cukurannya sesuai ekspektasi!

Editor : Hai Online

Latest