Follow Us

Review Film “Rogue One: A Star Wars Story”: Sajian Penutup Tahun Yang Apik nan Asik

- Rabu, 14 Desember 2016 | 12:30
Review Film “Rogue One: A Star Wars Story”
Hai Online

Review Film “Rogue One: A Star Wars Story”

Faktanya, nggak ada yang lebih manis daripada tepuk tangan riuh penonton yang menutup penayangan perdana Rogue One: A Star Wars Story di IMAX Gandaria City, Selasa (13/12) kemarin. Dengan kursi penonton hampir penuh terisi, pemutaran Rogue One bener-bener diwarnai kepuasan dan tanggapan positif dari para undangan, termasuk awak media yang ikut menghadiri pemutarannya.

Ya, sebagai spin-off pertama dari rangkaian cerita Star Wars Saga yang udah dirilis sebanyak 7 episode, Rogue One datang menawarkan cerita yang baru, segar, dan mungkin nggak pernah diduga-duga, namun tetap berkaitan dengan event yang pernah terjadi dalam timeline Star Wars.

Film yang digarap oleh Gareth Edwards dan ceritanya ditulis oleh Chris Weitz dan Tony Gilroy ini berkisah tentang sekelompok pahlawan pemberontak yang bersatu dalam misi untuk menggagalkan rencana pembuatan senjata Death Star milik Empire. Kejadian dalam Rogue One ini mengambil jeda timeline antara Star Wars Episode III: Revenge of the Sith dan Star Wars Episode IV: A New Hope. Rogue One dibuat guna secara detil menjelaskan proses pencurian rencana Death Star, berikut dengan gambaran pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Adalah Jyn Erso (Felicity Jones), seorang gadis pencuri perhatian penonton, yang merupakan anak dari Galen Erso (Mads Mikkelsen), ilmuwan yang otaknya super cerdas sehingga dibidik sama Orson Krennic (Ben Mendelsohn) dari Empire, untuk menciptakan Death Star.

Menghadapi situasi dilematis, Jyn yang merupakan perempuan pemberani itu akhirnya bergabung dalam tim pemberontak (Rebel Alliance Intelligence) demi satu misi: menemukan ayahnya. Ya, sejak kecil ia memang terpisah dari sang ayah dan dibesarkan oleh seorang pemberontak ekstrimis bernama Saw Gerrera (Forest Whitaker). Sementara sang ayah, berhasil dipaksa untuk mau mengerjakan senjata mematikan untuk Empire, Death Star.

Bersekutu dengan Cassian Andor (Diego Luna) dan droid K-2SO (Alan Tudyk), Jyn akhirnya pergi menelusuri keberadaan ayahnya. Mereka berdua juga dibantu oleh beberapa karakter lain, yakni seorang buta bernama Chirrut (Donnie Yen), Baze Malbus (Jiang Wen), dan seorang pilot pemberontak dari Empire (Riz Ahmed).

Pengalaman menonton serta menikmati adegan demi adegan dalam Rogue One: A Star Wars Story ini pada dasarnya cukup mengobati kerinduan kita para penggemar terhadap semesta Star Wars. Dengan bungkusan visual yang dibuat relate dengan apa yang bisa kita temukan di Star Wars Episode IV, film ini sanggup menyajikan kesan sebagaimana tercipta dalam filmnya pada tahun 70-an dan 80-an dulu. Namun, didukung oleh kecanggihan era kini, Rogue One tentu tetap melibatkan teknologi modern yang akhirnya membungkus film ini jadi apik.

Di film ini, kita sejatinya dibuat terpukau dengan aksi Jyn dan Andor, lelucon dari droid K-2SO, serta kisah drama yang mewarnai perjalanan keluarga Erso. Belum lagi aksi tembak-menembak antara kaum pemberontak dengan pasukan Empire yang berada di bawah perintah si kejam Orson Krennic, dan juga kehadiran ledakan yang sangat mematikan.

Yang paling “pecah” dari segalanya adalah kehadiran Donnie Yen yang –tanpa disangka-sangka– menjadi sosok penting nan penyelamat dari timnya. Meski jadi karakter yang buta dan hanya bermodalkan sebuah tongkat, ia mampu menyuguhkan aksi yang bikin kita bergidik. Sedikit mengingatkan kita dengan kepiawaiannya bermain dalam seri Ip Man.

Strategi yang digunakan, jalan cerita yang dihadirkan, gimmick pesan hologram yang ada, akhirnya berhasil bikin sebagian besar penonton bilang, film ini “gila”, film ini “pecah”, dan film ini adalah suguhan super apik menjelang akhir tahun. Selama 2 jam 13 menit, kita berhasil dibuat lebih dan lebih lagi mencintai semesta Star Wars.

Kemunculan Darth Vader di film ini pun membuat semuanya bersorak, dan scene terakhir yang disodorkan mampu menghimpun tepuk tangan meriah.

Pada akhirnya, Rogue One: A Star Wars Story rasanya cukup layak disebut sebagai film akhir tahun yang wajib ditonton, terutama bagi para pecintanya. Dan teruntuk siapapun yang nggak ngikutin Star Wars, film ini tetap bisa diikuti, walaupun pasti butuh extra effort buat mengerti dan memetakan ceritanya. Yang paling penting, orang-orang “awam” ini tetep harus baca dan ngulik dulu sinopsis dari Rogue One.

Intinya, mau kamu suka sama Rogue One atau nggak, film ini jelas harus ada dalam movie-list kamu di akhir tahun. Jamin!

Editor : Hai Online

Latest