Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Hindari 5 Hal Ini Saat Seleksi Pertukaran Pelajar!

Rizki Ramadan - Senin, 04 April 2016 | 12:13
pendaftaran pertukaran pelajar
Rizki Ramadan

pendaftaran pertukaran pelajar

Dari tahun ke tahun, AFS selalu menerima banyak sekali peserta yang pengen mencoba mengikuti program pertukaran pelajar. Tahun lalu aja total ada 960 peserta. Tahun ini, di 20 Maret saja, masih 2 minggu jelang pendaftaran ditutup, sudah ada sekitar 500 peserta yang daftar.

Jumlah kuotanya yang sedikit, bikin seleksi pertukaran pelajar AFS jadi super ketat. Bahkan disebutkan, seleksi AFS di Indonesia termasuk yang paling ketat. So, biar kita bisa maksimal dalam mempersiapkan diri, perhatikan nih, hal-hal yang perlu kamu hindari saat tes seleksi biar makin mantap lolos dari tiga tahap seleksinya.

1. Kurang Update!

Yap, di tes tahap pertama, ada tes pengetahuan umum, dan bahasa Inggris. Nah, di bagian pengetahuan umum itu nyatanya banyak yang kecele. Soal-soal seputar kabar terkini, banyak yang nggak tahu.

“Materi pengetahuan umum ini bukan sesuatu yang bisa dihapal, peserta memang harus mengikutinya. Makanya harus banyak baca koran. Biar bisa banyak tahu hot issue,” cerita Chico A.E. Hindarto, Chapter President, Bina Antarbudaya, lembaga penyalur program pertukaran pelajar.

2. Tulisan Di Esai Nggak Teratur

Nyatanya bukan cuma kesesuaian tema dan bobot bahasan saja yang perlu kita perhatikan, tetapi juga cara kita menyampaikan uneg-uneg melalui tulisan. Pasalnya, banyak tuh, peserta yang nulis dengan bahasa gaul sehari-hari.

“Banyak yang pakai bahasa yang nggak resmi, alur dan cara penulisannya kurang diperhatikan, dan bahkan ada juga yang malah curhat di esainya,” ujar kakak berkaca mata ini

3. Ikut Cuma Karena Disuruh Orangtua Tahap kedua seleksi adalah wawancara. Nah, di tahap wawancara kepribadian, peserta bakal dicari tau apa motivasinya untuk ikut pertukaran pelajar ini.Pastikan kamu punya motivasi yang kuat, dan punya alasan yang emang bener-bener meyakinkan yang membuat kamu harus diberangkatkan.

“Banyak tuh yang mau ikut cuma gara-gara orangtua. Itu sih langsung kami coret namanya. Motivasi peserta harus jelas. Dia harus tau bagaimana kontribusinya buat negara dan lingkungan. Serta plus minus kepribadian dirinya,” masih dari Chico

4. Cara Komunikasi yang Kurang Efektif

Saat wawancara peserta akan diminta untuk bercerita dan berpendapat, dengan bahasa Inggris. Nah, menurut Chico, kita jangan terlalu fokus dengan penguasaan bahasa asingnya. Soalnya, ternyata itu bukan faktor utama.

“Walau vocab atau pengucapannya kurang baik, tapi orang yang diajak ngomong mengerti apa yang disampaikannya, itu nggak masalah. Wawancara ini tuh untuk mengetahui motivasi, cara dia memecahkan masalah, pola pikir dan kreativitas. Seringkali yang kami cari bukan jawaban yang benar, melainkan bagaimana dia menjelaskannya.”

5. Terlalu Dominan atau diam saat diskusi kelompok

Pastikan kalau selama tes diskusi kelompok kamu nunjukin kemauan untuk bekerja sama, bukan fokus menonjolkan diri.

“Peserta yang dominan saat diskusi belum tentu baik, begitu juga yang diam. Karena kami melihatnya bagaimana cara dia bekerja sama,” tutup Chico.

“Selalu percaya dirilah, dan selalu siap untuk segala kemungkinan. Persiapan harus terus kalian jalankan. You compete with yourself. Ketika kamu gagal saat untuk melakukan yang terbaik, itu bukan berarti kamu jelek, ini hanya masalah quota saja,” Chico A.E. Hindarto, Chapter President, Bina Antarbudaya
Good luck! Kalau sukses lulus, jangan lupa kabarin HAI yah.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x