Follow Us

Kelas Bubar: Diserang Puluhan Pemuda Gondrong, Pelajar SMA Lawan Dengan Panah

- Rabu, 24 Februari 2016 | 06:00
ilustrasi memanah
Hai Online

ilustrasi memanah

Katnis, Katnis! Bukan, ini bukan adegan film The Hunger Games! Ini kejadian nyata di SMA Negeri 2 di Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Selasa (23/2) kemarin.

Dikabarkan, ada puluhan pemuda berambut gondrong menyerang pelajar SMA di Pinrang yang membuat sebagian siswa dan guru lari kocar-kacir keluar kelas. Sebagiannya lagi berusaha melawan dengan menggunakan badik, panah dan ketapel.

Penyerangan itu sudah berlangsung berkali-kali sejak sebulan terakhir hingga membuat para siswa dan guru tidak bisa belajar dengan tenang.

Aparat Kepolisian Resor Pinrang yang tiba dilokasi kejadian mengamankan enam orang yang diduga terlibat dalam penyerangan yang berbuntut perkelahian itu. Beberapa di antaranya adalah siswa sekolah tersebut.

Siswa Masih Gelisah

Seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (24/2) atau hari ini, polisi telah menemukan sejumlah senjata seperti panah, badik, ketapel di lokasi kejadian. DIduga penyangan ni merupan bentuk dari tawuran ala pelajar di Polewali.

Haswandi, salah satu siswa SMA yang ditangkap polisi pasca-penyerangan sekolahnya mengaku membawa ketapel ke sekolah karena alasan gerah dengan pelaku penyerangan yang terus mengganggu sekolahnya saat jam pelajaran.

Dia membawa ketapel hanya untuk berjaga-jaga. “Saya bawa ketapel untuk jaga-jaga saja karena sekolah kami sudah berkali-kali diserang saat belajar,” ujar Haswandi.

Kabag Ops Polres Pinrang, Kompol Rancang menjelaskan, pemicu penyerangan ke sekolah yang berujung tawuran di sekolah ini dipicu dendam lama. Untuk itu, Rancang cenderung menyalahkan pihak sekolah yang lemah dalam melakukan koordinasi dengan unsur muspika untuk mengatasi gangguan kemananan di sekolah. Meski kasusnya sudah berlangsung lama, menurut Rancang, namun tidak ada upaya konkrit dari sekolah untuk menyelesaikan kasus tersebut.

“Saya menyayangkan sikap sekolah yang lamban berkoordinasi dengan unsur muspika untuk mengatasi gangguan keamanan di sekolah. Padahal kasusnya sudah lama,” jelas Rancang, Rabu pagi ini

Editor : Hai Online

Baca Lainnya

Latest