Justin Sane, Chris #2, Chris Head, dan Pat Thetic yang tergabung dalam band Anti Flag, salah satu punk rock ternama asal Amerika Serikat, kemarin malam 31 Januari 2012 mereka menyapa para penggemarnya di Lapangan Kolam Renang Senayan melalui Nu Prima Production.
Ketika waktu menunjukan pukul 19.15 Wib, ada 2 band pembuka yang mengisi panggung sebelum Anti Flag naik pentas. Dan tak terasa 20.30 Wib menjadi waktu yang ditunggu para pembeli tiket seharga 150rb dan 200rb telah tiba saatnya. Dengan mengeset alat sendiri dan beberapa tambahan crew lokal, Anti Flag menyiapkan singgasananya.
The Press Corpse, Fuck Police Brutality ?menjadi lagu pembuka yang langsung membakar kondisi moshpit untuk langsung membara. Koor massal pun tak terhindarkan. The Economy Is Suffering... Let It Die ? pun terlantun melanjutkan beberapa lagu diawal set awal tadi.
Lagu hits lain dari Anti Flag macam 1915, Turncoat, 1 Trillion Dollar pun diteriakkan para penonton. Anti Flag pun cepat tanggap merespon permintaan penonton dengan memainkan lagu tersebut.
911 For Peace, Underground Network, The Smartest Bomb, This Is the End (for You My Friend) ?pun dilanjutkan oleh Anti Flag untuk tetap memanasan kondisi malam itu yang tak jauh dari situ digelar pula konser Rod Stewart. Salah satu lagu kebangsaan, Sodom, Gomorrah, Washington D.C. Pun tak lupa juga terlantun.
Para penghujung setlist, Anti Flag mengcover salah satu lagu dari band punk legendaris, The Clash, yang berjudul Should I Stay or Should I Go? serta ditutup oleh sebuah ode untuk kawan kawan punk di Aceh, lagu Die for the Government berhasil menutup malam indah itu dan Anti Flag merasa sangat puas akan pertunjukan perdana mereka di Jakarta.