Sutradara The Raid, Gareth Evans mengungkapkan kalau film action larisnya, The Raid sebenarnya hanya rencana cadangan saat pertama kali dirinya memutuskan untuk membuat film kedua dari Merantau. Pada awalnya, sutradara asal Wales ini ingin membuat film dengan bujet yang lebih besar dari merantau namun karena masalah krisi finasial yang mendera dunia perfilman Indonesia kala itu, dirinya pun hampir putus asa.
Seperti yang dilansir oleh Screenrant, sutradara yang berhasil menampilkan adegan-adegan ekstrem dalam The Raid ini menceritakan bagaimana dirinya bisa memutuskan untuk membuat The Raid. "Well, sebenarnya ide ini pertama kali datang setelah aku selesai membuat film Indonesia, Merantau. Aku ingin membuat sebuah film yang berbeda dan aku ingin film dengan bujet yang lebih besar." ungkapnya.
Namun, Gareth menuturkan rencananya terbentur dengan adanya krisis finansial dalam dunia perfilman Indonesia. "Tetapi finansial pada perfilman Indonesia sangat buruk. So, kita menghabiskan waktu sekitar satu setengah tahun untuk mencari uang tetapi kita tidak bisa mendapatkannya karena itu mustahil." tuturnya.
Dan oleh karena itu, Gareth membuat rencana cadangan dengan membuat film yang lokasinya hanya dalam sebuah bangunan demi menghemat biaya produksi. "Jadi, The Raid menjadi rencana cadangan kita. Dan ada sesuatu yang membuat kita sadar kalau kita harus mengatur ulang bujet kita, mengatur tempat yang bisa kita jadikan tempat syuting. So, hal satu hal yang terlintas dalam pikiranku 'ayo, kita kerjakan semuanya dalam satu bangunan saja'". kata Gareth. Wah, backup plan saja bisa jadi hits begini. Salut dah!