Antara pop, rock, alternatif dan metal, demikian mungkin konsep serba gado-gado album THE ELEXYOBEN (EYB) di album ke empatnya. Album yang di proses selama kurang lebih tiga bulan di Padepokan Gerilya ini punya target tidak muluk-muluk yakni : menambah jumlah penggemar.
" Kami berusaha untuk menahan diri terlalu banyak bereksplorasi skill. " Ujar Dion disela-sela recording lagu terakhir. " Membuat lagu yang easy listening ternyata merupakan tantangan yang lain ".
Redaksi Kandang Kreator yang berusaha mencuri dengar beberapa lagu yang masih berupa data rekaman (belum di mixing) sesungguhnya nampak terkejut dengan warna musik EYB kali ini. Meski tetap mengusung musik rock dan alternative metal sebagai benang merah, 11 materi lagu EYB kali ini lebih soft dan mengedepankan notasi-notasi pop, malah beberapa diantara cenderung balada. Gambaran umum komposisi albumnya kira-kira demikian : 8 lagu berdistorsi sementara 3 lagu yang lain digarap secara akustik.
Album ke empat yang diberi judul "Menjamah Bintang" ini masih diproduseri oleh EYB sendiri seperti 3 album sebelumnya. " Apakah tidak berminat menembus jalur mayor mengingat materi album kali ini sangat variatif sekaligus easy listening ?" Dion menjawab dengan argumentatif : " Pertama, easy listening atau tidak itu adalah masalah kemampuan kuping tiap-tiap individu dalam menangkap sebuah produk musik. Kedua, menembus mayor label atau tidak itu adalah kebijakan management. Kami telah mempercayakan sepenuhnya akan dibawa kemana produk musik EYB kali ini. Tugas kami adalah mendukung tiap strateginya dan tentu saja berkarya sesuai konsep album ".
Dibawah management Urbanoir, nampaknya gerak langkah EYB makin tak terbendung dalam menapakkan kaki di industri musik Indonesia
(Redaksi Dua : Brigitta)