Follow Us

Komodo

Eddy Suhardy/Alvin Bahar - Rabu, 02 November 2011 | 17:46
Komodo
Eddy Suhardy/Alvin Bahar

Komodo

Akhir-akhir ini, pasti kalian sering mendengar nama binatang asli Indonesia yang satu ini. Komodo. Hewan yang berasal dari Pulau Komodo, Flores, dan sekitaran Nusa Tenggara ini mengambil perhatian publik melalui pencalonan dirinya untuk masuk kedalam 7 Keajaiban Dunia yang baru.

Ada yang pro, ada pula yang kontra tentang Komodo yang ingin diajukan untuk menjadi 7 Keajaiban Dunia. Sebelum membicarakan tentang 7 Keajaiban Dunia yang baru, mari kita tuntaskan dulu pembahasan tentang jenis spesies kadal terbesar di dunia yang satu ini. Sebetulnya, apa sih hewan ini ? dan darimana asalnya ?Komodo adalah jenis kadal terbesar di dunia yang hidup dan berkembang biak di Indonesia. Reputasinya sebagai salah satu hewan pembunuh yang liar membuat nama mereka mulai terangkat ke permukaan.

Pertama kali ditemukan pada tahun 1910. 2 tahun berselang, Peter Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor, menerbitkan tulisan tentang komodo. Nah, dari sinilah awalnya bermula ekspedisi ke pulau komodo oleh Douglas Burder pada tahun 1926. Douglas Burden adalah orang yang pertama memberikan nama Komodo Dragon kepada hewan melata ini. Ekspedisi saat itu berhasil menangkap 14 ekor komodo, 12 spesimen yang diawetkan dan 2 ekor komodo hidup.

Sadar karena jumlahnya berkurang, pemerintah Belanda pada saat itu melarang perburuan komodo dan membatasi jumlah hewan yang diambil untuk penelitian ilmiah. Ekspedisi komodo terhenti semasa Perang Dunia II dan tidak lagi diteruskan sampai pertengahan 1950.

Komodo dewasa biasanya berbobot sekitar 70 kilogram dengan panjang 2-3 meter. Akan tetapi, pernah tercatat bahwa yang terbesar itu memiliki panjang tubuh 3.13 meter dan beratnya mencapai 166 kilogram. Kadal yang satu ini memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya dan memiliki sekitar 60 gigi yang cukup tajam. Didalam mulutnya, air liur komodo juga mengandung cukup banyak bakteri mematikan. Tak lupa juga lidah panjang dan bercabang.

Hewan melata satu ini mampu melihat sekitar 300 m, namun karena retinanya hanya memiliki sel kerucut, komodo tidak terlalu baik dalam melihat di malam hari. Mampu membedakan warna namun tidak mampu membedakan benda yang tidak bergerak.

Pada lidah komodo hanya ada sedikit ujung saraf perasa di bagian belakang tenggorokan. Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, sama dengan kebanyakan reptil lainnya. Dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, merupakan kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap.

Habitat hewan ini biasanya berada pada wilayah rumput kering terbuka, sabana, serta hutan hujan tropis ketinggian rendah. Mereka menyukai tempat yang panas dan kering. Mobilitas komodo biasanya terjadi pada siang hari, agak jarang mereka beraktifitas pada malam hari. Dan uniknya, komodo adalah hewan yang bersifat penyendiri, hanya berkumpul saat makan bersama dan berkembang biak.

Reptil ini dapat berlari hingga mencapai kecepatan 20 kilometer per jam pada jarak pendek. Dapat pula berenang dan menyelam sedalam 4-5 meter. Memanjat juga dapat mereka lakukan ketika sedang memburu mangsanya dengan menggunakan cakar mereka yang kuat.

Sebagai tempat perlindungan, biasanya komodo menggali lubang selebar 1-3 meter dengan tungkai depan dan cakarnya yang kuat. Komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama malam hari dan mengurangi waktu berjemur pada pagi hari karena mereka terbiasa tidur didalam lubang.

Meskipun sering memakan bangkai, tapi tidak menutup kemungkinan untuk komodo berburu mangsanya yang masih hidup. Biasanya komodo mengikuti dengan mengendap-endap, dan menyerang si buruan secara tiba-tiba. Setelah mencabik dan menelan mangsanya bulat-bulat, komodo tetap membutuhkan waktu 15-20 menit untuk mencerna makanan dengan bantuan air liurnya yang keluar amat banyak ketika mulutnya terbuka.

Buruan komodo amat bervariasi. Mulai dari burung beserta telurnya, mamalia kecil, monyet, babi hutan, kambing, rusa, sampai kerbau untuk ukuran terbesar. Sempat pula mencuat teori bahwa komodo memiliki andil besar dalam punahnya gajah kerdil (Stegodon) yang pernah hidup di dataran Flores.

Editor : Eddy Suhardy/Alvin Bahar

Latest