Follow Us

#JournalistExperience Gigs Review: RRREC FEST #2 (5 Dec at TIM)

Raditya Ayu Kristiadi - Rabu, 25 April 2012 | 14:27
JournalistExperience Gigs Review RRREC FEST 2 5 Dec at TIM
Raditya Ayu Kristiadi

JournalistExperience Gigs Review RRREC FEST 2 5 Dec at TIM

Ruang Rupa Gallery (RuRu) kembali menggelar RRREC FEST #2 setelah sebelumnya sukses menggelar RRREC FEST #1 pada bulan Januari tahun ini. Acara yang digelar sebagai perayaan dari ulang tahun RuRu yang ke 10 tahun ini diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut (3-5 Des) dengan lima tempat yang berbeda-beda: The Jaya Pub,TIM,KineForum,Tjikini Cafe,dan Tan Ek Tjoan.

Dalam acara ini tidak hanya menyuguhkan live perfom band saja namun kita akan disuguhkan pula dengan video-video musik dalam program 'ruru.mov' yang tersaji di KineForum. Tidak hanya itu RRREC FEST #2 kali ini juga menyuguhkan beberapa aktivitas seni seperti bazaar unik, merchandise, pameran poster, mural dan stiker, fotografi, dll. Seperti yang gua kutip dari booklet RRREC FEST #2, "maksud dari acara ini adalah untuk mendokumentasi-kan energi sebuah generasi dalam musik, baik itu secara audio, video, dan juga supaya terekam dalam jiwa para penggemar musik yang datang ke tiga hari digelarnya acara ini. RRREC FEST #2 juga bermaksud untuk menampilkan musisi dan band independen lokal yang memiliki keunikan, agar dikenal lebih banyak orang; demikian juga bandband Asia lainnya serta band-band internasional."

Namun sayang gua tidak bisa hadir dalam dua hari pertama dan kesemua tempat yang tersebar disepanjang jalan Cikini. Alhasil, gua cuma bisa datang pada hari terakhir (5 Des) yang bertempat di TIM dan itupun gua harus rela melewatkan screening video di KineForum karna gua datang pada pukul 20.00 WIB sedangkan screening video dijadwalkan tayang pada pukul 15.00 - 17.00 WIB (Khusus untuk tanggal 5 Des).

Gua berangkat dengan seorang diri. Sebelumnya gua berniat mengajak My Ex Girl Friend namun karna dia mendadak membosankan, jadi gua memilih untuk pergi sendiri. Sampainya di TIM, live perfom band sudah mulai, yah karna untuk di TIM sendiri live perfom band dijadwalkan mulai pada pukul 15.45 WIB. Lagi dan lagi gua harus ikhlas melewati beberapa band indie lokal seperti L'Alphalpha, The Kuda, dan tentunya band yang sedang onfire untuk gua pribadi (maklum telat tau), Risky Sumerbee And The Honeythief.

Saat gua tiba di TIM, Zake Khaseli sedang berada diatas panggung. Dengan bermodal rokok sebungkus dan air botol mineral gua duduk tepat didepan samping kanan panggung. Menyaksikan Zake Khaseli yang tampil dengan topeng masing-masing dan menyertakan juga beberapa orang yang melakoni peran sebagai Alien,Pinguin,sampai parodinya George W.Bush pun ada ditengah-tengah penonton saat Zake Khaseli tampil. Sebuah penampilan yang unik dan menyegarkan. Zake sendiri tampil dengan topeng harimau-nya. Satu hal yang membuat gua semakin tertawa (bukan dalam konteks mengejek) adalah ketika Harlan Boer naik panggung dengan kostum ala juragan minyak timur tengah. Perfom Zake Khaseli ditutup dengan sebuah hits dari Zake And The Popo (Prof. Komodo) dan terakhir posisi drum diambil ahli oleh Kuro (ZATP). Sempat mengalami mis-komunikasi sedikit antar personil karna menurut penuturan Zake, mereka sudah tidak latihan selama 6 bulan dan Zake meminta penonton untuk memakluminya. Overall, meski tidak latihan selama 6 bulan. Gua dan (nampaknya) penonton yang lain menikmati suguhan terakhir dari Zake Khaseli.

TIM kali ini lumayan remang. Tidak seperti pada acara Rockin Frame yang diselenggarakan pada hari sabtunya dimana beberapa lampu di pelataran Teater Besar menyala. Kali ini lampu hanya menyala dibeberapa titik: panggung dan stand bazzar/artwork.

Selesai Zake Khaseli. Pasukan psychedelic/surf rock asal Phnom Penh, Kamboja, The Cambodian Space Project hadir menghangatkan crowd dengan musik yang mampuh membuat penonton tak bisa berdiam diri. Bahkan Wahyu Nugroho-pun (BangkuTaman) ikut berdansa didepan stage. Mereka cukup interaktif dengan penonton itu terbukti Srey Thy (Vokalis) mencoba mengajak penonton untuk bernyanyi bersama tentu dengan bimbingan darinya karna mereka bernyanyi dalam Bahasa Khmer. Sebuah hal yang biasa namun mendadak menjadi luar biasa adalah ketika gitaris mereka mengantakan "Kalian mantap!!!" kearah penonton dan itu rutin dilakukan setelah selesai memainkan sebuah lagu. Kurang lebih 45menit The Cambodian Space Project berdiri diatas panggung dan berhasil menguras tenaga kita yang sedari tadi asyik berdansa tanpa henti mengikuti irama musik.

Sehabis mereka, gua sempet kaget setelah mengetahui bahwa yang akan tampil selanjutnya adalah Dikeroyok Wanita (rock n roll band dari Jakarta). Ini tidak sama dengan apa yang gua baca di booklet, yang seharusnya The Trees And The Wild. Sedikit kecewa awalnya. Karna salah satu alasan gua datang ke RRREC FEST #2 kali ini adalah ingin menyaksikan penampilan langsung dari band yang baru pulang dari Singapura dalam rangka meramaikan Up to The Sky Festival. Tapi, rasa kecewa gua itu dibayar lunas oleh penampilan jenaka dari Dikeroyok Wanita yang tampil dengan balutan kostum khas mereka yakni hitam dan merah. Mereka tampil cukup all out meski Fredd (drumer) habis tampil juga bersama Morfem di Tan EK Tjoan.

Gua sempat keliling Teater Besar untuk melihat-lihat stand yang berdiri disana. Antaranya gua sempat stay disalah satu stand yang menyediakan sablon langsung ke kaos dengan artwork hasil tiga artworker berbakat ibu kota yakni Jimi Multhazam (TheUpstairs/Morfem), Sir Dandy, dan Aprilia Apsari (White Shoes & The Couples Company). Demajors juga mendirikan stand. Needle N' Biotch pun turut meramaikan Teater Besar malam itu dengan stuff yang keren yang mereka punya dan rata-rata handmade.

Sementara gua keliling Teater Besar. The Experience Brothers tengah sibuk mempersiapkan setnya diatas panggung. Yah, mereka adalah kakak beradik dari Bekasi yang memainkan rock n roll dengan sentuhan psychedelic. Mengetahui The Experience Brothers sebentar lagi akan tampil, beberapa penonton pun membanjiri bibir panggung untuk melihat secara dekat aksi duo rock n roll yang baru saja merilis album keduanya. Mereka membawakan beberapa hits dari album kedua mereka yang bertajuk Eye Contact dan salah satunya adalah She's Alright yang sekaligus menjadi penutup penampilan mereka malam itu. Mereka sangat interaktif dengan penonton sehingga membuat kita yang menyaksikan penampilan mereka begitu menikmatinya. Hanya bermain dengan dua orang namun berhasil menciptakan musik seperti yang dimainkan oleh lima orang itulah kesan gua terhadap The Experience Brothers.

RRREC FEST #2 sampai di titik klimaks. Band yang banyak ditunggu-tunggu pun siap menuntaskan malam dengan kegilaan mereka. Siapa lagi kalau bukan Deerhoof. Pasukan experimental yang datang jauh-jauh dari San Francisco. Drumset yang disediakan penyelenggara dikesampingkan, ada apa ini ? Beberapa crew tengah sibuk menggotong gotong drumset berwarna putih. Tiga orang pria bule dan satu wanita berwajah oriental naik keatas panggung dan langsung mulai memainkan perannya dimasing-masing bagian. Dan seketika gua baru sadar maksud dari kenapa drumeset yang disediakan penyelenggara disingkirkan dan digantikan oleh drumser yang lebih simpel. Itu karna permainan yang tak biasa dari Greg Saunier (drumer), mungkin Greg tidak ingin merusak drumset milik penyelengara. Itu hanya analisa personal jadi jangan diambil serius jelas maksudnya bukan seperti itu. YAH, GREG ITU ADALAH ORANG GILA DIBALIK DRUMSETNYA. Kalau kalian tidak percaya boleh check di youtube. Mendengar musik yang mereka bawakan dan kalian tidak akan diberi waktu yang lama untuk menikmati setiap part yang mereka sajikan dalam sebuah lagu yang mereka mainkan. Itu karna setiap partnya berbeda. Ketika gua sedang mengayun ngayunkan tubuh menikmati irama ambient yang mereka mainkan seketika itu berubah ke arah noise rock. Overall, gua puas dan takjub melihat mereka. Terima kasih juga untuk Satomi Matsuzaki yang sukses membuat gua merinding mendengar suaranya.

Gig report kali ini tidak mewakili secara keseluruhan dari acara RRREC FEST #2 loh. Karna yah itu tadi, gua cuma datang di hari ketiga dan itu pun cuma menyambangi satu tempat, TIM.

Tentang penulis:

Nama: Alfian Putra AbdiTwitter: @ALFNPTRSilahkan cek berbagai ulasan musik saya di sebuah webzine komunitas hardcore/punk ini : http://lemarikota.blogspot.com/ .yang saya kelola sendiri.

Editor : Raditya Ayu Kristiadi

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular