Badminton Adoption Programme, hari ini resmi diluncurkan lewat penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di kantor Badminton Asia Confederation (BAC) di Cheras, Kuala Lumpur, Malaysia.
Turut hadir dalam acara ini Dato Sri Mohd Nadzmi Mohd Salleh (Presiden BAC), Surasak Songvarakulpan (Sekretaris Jenderal BAC), Achmad Budiharto (Wakil Sekjen PP PBSI), Victor Hartono (Presiden Direktur Djarum Foundation), serta Bambang Roedyanto (Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI).
Program yang dicetuskan oleh BAC ini merupakan terobosan baru di dunia bulutangkis. Lewat program ini, negara-negara besar bulutangkis di Asia akan memberikan bantuan kepada negara-negara yang bulutangkisnya masih belum berkembang.
Bantuan diberikan dalam bentuk program pelatihan bagi atlet berikut fasilitas pendukung seperti lapangan, pelatih, serta akomodasi selama menjalani program.
"Tujuan utama dari diselenggarakannya Badminton Adoption Programme adalah untuk pemerataan bulutangkis di negara-negara Asia. Selama ini gap antara negara-negara bulutangkis seperti China, Indonesia, Malaysia, dan sebagainya, terlalu jauh dengan negara-negara yang bulutangkisnya belum berkembang. Kami tak mau seperti ini terus," kata Dato Nadzmi.
"Kami ingin bulutangkis semakin populer supaya tercipta lingkungan kompetisi yang lebih baik," ujar mantan Presiden Badminton Association of Malaysia ini.
Indonesia menjadi pionir sebagai negara pertama yang berinisiatif menjalankan program ini. PBSI yang menggandeng Djarum Foundation, akan segera memulai Badminton Adoption Programme pada pertengahan Februari 2014.
"Indonesia merupakan salah satu negara bulutangkis terkuat di Asia. PBSI mengambil inisiatif untuk berpartisipasi pada program ini karena kami memandang banyak sekali manfaat dari program ini," tutur Achmad Budiharto, Wakil Sekjen PP PBSI.
"Tujuan jangka panjangnya, kami ingin bulutangkis tetap menjadi olahraga yang dimainkan di ajang Olimpiade. Oleh karena itu, banyak hal yang mesti dikembangkan lagi, salah satunya pemerataan serta popularitas bulutangkis," tambah Budi.
Dalam program ini, negara-negara peserta dapat mengirimkan atlet atau pelatih ke Indonesia untuk mengikuti program pelatihan bulutangkis terpadu yang akan dilangsungkan di GOR PB Djarum, di Kudus, Jawa Tengah.
"BAC tentunya punya banyak pekerjaan rumah dalam upaya pemerataan bulutangkis di Asia. Sementara kami punya banyak pelatih, lapangan, resources, dan sebagainya untuk mensupport Badminton Adoption Programme. Ini merupakan niat baik dari kami yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi semua orang," tutur Victor.
Dalam pelaksanaannya, BAC akan merekomendasikan sejumlah negara-negara yang akan menerima bantuan program ini. Djarum Foundation juga telah mempersiapkan akomodasi bagi sekitar 20 atlet yang akan dibina.