“Tema yang mendasarinya itu keberuntungan. Apa itu keberuntungan? Apa itu takdir? Apakah kita puppets of fate, atau apakah kita punya kehendak bebas? Di antara semua aksi dan komedi yang hebat, itulah pesannya,” kata Pitt.
Dia melanjutkan, bicara singkat soal karakternya, Ladybug. Menurutnya, kalau di Amerika Serikat, karakter Ladybug ini disebut sebagai ‘orang bodoh’.
“Dia adalah pria yang nggak bisa keluar dari caranya sendiri. Nggak peduli seberapa keras dia mencoba, dia selalu salah. Itu menyenangkan dalam memerankannya,” kata nya.
“Gue selalu mikir kalau orang jahat atau orang bodoh adalah yang paling menyenangkan buat dikerjain,” ungkapnya.
Disutradarai David Leitch, Bullet Train diadaptasi novel Jepang berjudul Maria Beetle karya Kotaro Isaka.
Dalam film tersebut, Ladybug, seorang pembunuh yang kurang beruntung, sedang dalam misi untuk mengumpulkan tas kerja di bullet train menuju Kyoto dari Tokyo. Saat dalam misinya, ia menemukan pembunuh lain di kapal yang tampaknya memiliki tujuan yang sama.
Taylor-Johnson memerankan Tangerine, salah satu bagian dari duo pembunuh bayaran di London. Rekannya, Lemon diperankan Brian Tyree Henry.
Tangerine dan Lemon adalah saudara kembar. Mereka bersaudara tapi juga partner in crime. Mereka seperti yin dan yang. Mereka saling mengawasi satu sama lain dan membawa banyak humot, tetapi mereka juga sangat intim, nggak terduga, dan sedikit menakutkan.
Diketahui, Pitt sebelum melakukan adegan aksinya, ia dan Leitch membahas karya Jackie Chan.
“Kami selalu ngomongin soal kecintaan kami buat Jackie Chan. kami pikir Jackie Chan adalah Buster Keaton di zaman kita, the Charlie Chaplin. Dia benar-benar diremehkan. Hal-hal yang sudah dia rintis, karirnya. Kami menghormatinya, dan film-filmnya menginspirasi kami,” pungkasnya.
Bullet Train sendiri sudah tayang di bioskop Indonesia sejak 10 Agustus lalu.