5. Relasi keluarga atau alumni berpengaruh nggak ke lolosnya sebuah pengajuan sponsor?
EN: Nggak, sih. Palingan hanya bisa membantu untuk masukkin proposal dan bantu mengenalkan pihak yang mengajukan sponsor aja. Selebihnya, keputusan ya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tadi.
AW: Itu bisa membantu kami untuk merekomendasikan, sih, tapi nggak menjamin sepenuhnya. Proposal di kantor itu menumpuk, jadi jika punya contact person yang tepat, akan sangat membantu.
6. Gimana cara yang asik untuk follow up pengajuan sponsor?
EN: Tanya dulu sama sponsor mau di-follow up lewat apa enaknya. Dan kasih tau mereka juga, kamu lebih cenderung follow up- nya gimana.
Tapi akhirnya, emang kamu yang tetep harus ikutin preferensi mereka juga.
AM: Kami lebih senang di follow up lewat telepon, dengan penjelasan yang detail dan langsung. Sehingga bisa berujung pada technical meeting untuk diskusi lebih lanjut dan menghindari salah paham.
Follow up by SMS dan email tidak disarankan karena tidak menunjukkan antusiasme kalian.
7. Kalau acara sekolahnya baru pertama kali diadakan, seberapa besar kemungkinan pihak sponsor mau mengabulkan permintaan sponsorship?
EN: Tergantung sama kesesuaian acara dan brand tadi, apakah cukup valuable buat perusahaan dan bisa menyampaikan goal dari company tersebut.
Kalau emang meyakinkan, sih, nggak masalah. Oh iya, dan kasih gambaran soal bakal kayak gimana, nih, acara kamu.
Kamu bisa bikin perbandingan sama event lain. Misalnya, "intinya, secara konsep dan ide, kitamau bikin acara ini lebih besar dari X Cup".