Follow Us

Benarkah Binatang Bisa Merespons Musik Seperti Halnya Manusia?

Hanif Pandu Setiawan - Kamis, 22 Juli 2021 | 07:13
Ilustrasi binatang mendengarkan musik.
João & Raquel/Wikimedia

Ilustrasi binatang mendengarkan musik.

HAI-Online.com – Musik menjadi sesuatu yang nggak bisa lepas dari kehidupan manusia. Bahkan denting sendok pada gelas teh kita pun bisa menjadi musik.

Namun apakah binatang juga merasakan hal yang sama seperti manusia saat mendengar musik? Hingga saat ini belum ada penelitian yang menyimpulkan secara pasti soal hal tersebut.

Baca Juga: Unjuk Rasa Tolak PPKM Lanjutan di Bandung Ricuh, Ojol Minta Buka Jalan, Pelajar SMA dan Pengangguran Paling Banyak Tertangkap

Meski begitu, topik semacam itu sebenarnya udah berkembang sejak lama.

Pada bulan Juli 1921, Popular Science meliput salah satu interlude di Central Park Menagerie Kota New York yang sekarang dikenal sebagai Kebun Binatang.

"Beruang kutub menunjukkan keheranan," dan serigala kecil yang jinak "berlari liar, panik." Sementara itu anehnya, gajah justru tampak nggak terpengaruh.

Tujuan demonstrasi tersebut, menurut sebuah akun di The New York Times, adalah ”untuk mengukur kurang lebih secara ilmiah pengaruh musik hutan terhadap hewan”.

Baca Juga: Peneliti Sebut Musik Black dan Death Metal Cocok buat Didengerin Saat Coding

“Saat itu ada beberapa teori samar tentang lagu dan musik hewan,” kata Emily Doolittle, seorang komposer dan ahli zoomusikologi yang mengkhususkan diri pada burung penyanyi.

Sejak saat itu, para ilmuwan, mulai dari ahli saraf hingga dokter hewan telah menggali untuk mencari tahu nada mana yang ingin didengar oleh para binatang.

Pada tahun 1996, ketika sebuah tim di Southwest Foundation for Biomedical Research memutar radio untuk babon, detak jantung mereka melambat.

Popular Science juga memaparkan sebuah studi tahun 2004 yang diterbitkan di Brain Research yang menunjukkan bahwa mendengarkan Mozart mengurangi tekanan darah sistolik sebesar 15 persen pada beberapa hewan pengerat.

Dan pada tahun 2008, seorang ahli teori musik memainkan klarinet untuk paus bungkuk yang tampaknya mengubah nadanya sendiri sebagai tanggapan. Doolittle menunjukkan bahwa burung penyanyi mengalami gelombang bahan kimia yang membuat bahagia seperti dopamin ketika mereka berkicau saat fajar.

Baca Juga: Sering Dipandang Menjijikan, Inilah Peran Penting Kecoak buat Bumi

Pemain cello terkenal David Teie, seorang ahli zoomusicologist yang komposisinya ditujukan untuk kucing, monyet, anjing, kuda, dan juga manusia, memilih untuk meniru suara yang dibuat makhluk itu sendiri ketika mereka merasa dingin dan aman.

Melodi kucingnya yang menenangkan, misalnya, mereproduksi tanda waktu irama jantung kucing dan nada dengkuran induk kucing.

Sementara itu sebuah pertunjukan biola tahun 2015 di Kebun Binatang Pairi Daiza di Belgia berhasil memikat para gajah hingga mengayunkan belalai mereka.

Meski demikian, Doolittle memperingatkan, tanpa lebih banyak data untuk mendukungnya, kita nggak boleh menganggap itu berarti gajah lebih suka klasik daripada jazz. (*)

Baca Juga: Lo Ternyata Boleh Nilai Orang Dari Selera Musiknya, Penelitian Ini Sih Bilang Gitu

Source : Popular Science

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest